Museum ini berlokasi
di ujung utara Kabupaten Bantul dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Sleman tepatnya di area komplek Pangkalan Udara TNI-AU Adisucipto Yogyakarta.2 bulan yang lalu siswa-siswi MTs al hidayah bersama guru dan staf karyawan nya melakukan piknik bersama dalam rangka perpisahan kelas tiga, walaupun yang ikut tidak smua kelas tiga tapi kebersamaan itu memberikan wakna tersendiri buat siswa-siswi MTs al hidayah karangrayung yang kusus nya bagi mereka yang ikut.mungkin kebersamaan mereka gak akan lama lagi bisa kumpul seperti ini lagi karena kelulusan yang menentukan nya apa kah mereka lulus apa tidak dan jika lulus mungkin akan sebagian kerja dan meneruskan sekolah yang tentu nya berbeda-beda.
Selasa, 19 Juni 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
biografi Valentino Rossi
Valentino Rossi pembalap kelahiran Urbino, Italia 16 Februari 1979
adalah seorang pembalap di arena balap grandprix motor dunia setelah era
Michael Doohan dengan titel juara dunia di empat kelas berbeda yang
diraihnya selama tujuh tahun berkarir. Putra dari mantan pembalap GP
250cc Graziano Rossi dan Stefania Palma ini telah mempunyai banyak rekor
dan prestasi yang melampaui para seniornya. Total pembalap eksentrik
ini membukukan 7 gelar juara dunia : sekali di kelas 125cc, sekali di
kelas 250cc, lima kali di kelas puncak, 500cc, dan Moto GP.
Dalam
karirnya sepanjang GP Rossi selalu memakai nomor 46, ia memakai nomor
itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcard Jepang bernomor 46
di TV yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh
Graziano Rossi, ayahnya, ketika memenangi lomba pertama dengan
Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya
itu dan tidak mengikuti juara dunia-juara dunia sebelumnya yang memilih
berganti nomor 1 setelah mendapatkan titel juara dunia.
Saat
pertama bergabung di Gp 500cc bersama tim eks Doohan yang dikepalai oleh
seorang mekanik handal Australia bernama Jerremy Burgess, suasana
paddock sangat terpengaruh perangai Doohan yang temperamental. Semua
mekanik dan staff tim tampak serius dan cenderung penuh tekanan. Suasana
ini membuat Rossi bertekad untuk merayakan besar-besaran ketika menang.
Sejak saat itulah, pesta kemenangan menjadi ciri khasnya. Tak hanya
bersama teman, juga ribuan pendukungnya yang memadati sirkuit. Ia juga
melakukan Aksi “wheelie” dan “burnout” jika memperoleh kemenangan dan
kerap memberikan “kneepad” atau topi kepada fansnya dengan melemparnya
saat berada di podium.
Dalam karir balapnya, Rossi selalu
berganti julukan dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian serta
menghibur. Ia beralasan bahwa semua itu dilakukannya dengan niat
bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu. “Rossifumi”, julukan
Rossi yang diberikan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc.
Julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas
dengan rambut panjangnya, Norick Abe. Tahun 2004, Rossi dan Abe
sama-sama membela Yamaha. Rossi berada di tim Gauloises Fortuna Yamaha
Team sedangkan Abe di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.
“Valentinik”,
julukan ini berasal dari tokoh kartun “Daffy Duck” yang menjadi
“superhero” di Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya pada
saat membalap di kelas 250cc. Julukan lainnya adalah “The Doctor”
setelah ia naik di kelas 500cc pada musim 2000. Pada akhir musim 2003
menjelang musim 2004, Valentino Rossi membuat keputusan untuk hijrah
dari tim pabrikan Honda, Repsol Honda HRC. Ia memilih bergabung bersama
tim Yamaha yang terakhir meraih juara dunia pada tahun 1992 melalui
pembalap Wayne Rainey. Rossi tidak pindah ke tim Yamaha sendirian, ia
juga membawa Jerremy Burgess, kepala mekaniknya yang dahulu juga
menangani Doohan dan Criville. Mereka melakukan serangkaian tes
membenahi teknologi motor Yamaha YZR M1 milik Rossi agar mampu
menandingi motor terkuat di Moto GP saat itu, RC211V milik Honda.
Mengenai
kepindahannya, banyak yang tak mengira dan pesimis bahwa Rossi akan
mampu mempertahankan gelar juaranya. Tapi ia mementahkan semua pandangan
pesimis tersebut. Bahkan pada seri pertama musim 2004 di GP Welkom,
Afrika Selatan, ia mengalahkan Max Biaggi yang mengendari motor Honda,
meskipun dengan perlawanan yang sangat ketat dengan mengendarai motor
yamaha yang terakhir berada di podium tahun 1992. Pada tahun 2004 dan
2005 Rossi mejadi juara dunia bersama Yamaha dan menjadi pembalap Yamaha
pertama yang
BIODATA
Nama : Valentino Rossi
Lahir : Urbino, 16 Februari 1979
Kebangsaan : Italia
Tinggi/Berat : 180cm/69kg
Karir :
1. Go-kart pertama (1985)
2. Debut balap karting 60cc (1989)
3. Juara kejuaraan karting regional 60cc, sembilan kali menang (1990)
4. Peringkat 5 di Kejuaraan Junior go-kart Italia (1991)
5. Juara Italian Minibike Endurance (1992)
6. Peringkat 12 Italian 125cc Sport Production championship dengan motor Cagiva (1993)
7. Juara Italian 125cc Sport Production dengan motor Cagiva (1994)
8. Juara nasional Italia 125cc, peringkat 3 125cc Kejuaraan Eropa, peringkat 11 di Kejuaraan, Spanish
9. Open 125cc semuanya dengan motor Aprilia (1995)
10. Debut kejuaraan dunia di GP Malaysia 125cc menggunakan Aprilia tim Scuderia AGV (1996) kejuaraan dengan 321 poin, 11 Kemenangan di Malaysia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, Imola,
Jerman, Brazil, Inggris, Catalunya, dan Indonesia (1997)
11. Juara dunia 125cc termuda ke-2 mengendarai Aprilia di tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di
Pindah kelas ke 250cc mengendarai Aprilia tim Nastro Azzuro, Posisi kedua di kejuaraan dengan 201 poin, 5 kemenangan di Belanda, Imola, Catalunya, Australia, dan Argentina (1998)
12. Menjadi juara dunia 250cc termuda dengan mengendarai Aprilia untuk tim Aprilia Grand Prix Racing,
Posisi pertama di kejuaraan dengan 309 poin, 9 kemenangan di Spanyol, Italia, Catalunya, Inggris, Jerman, Ceko, Australia, Afrika Selatan, dan Brazil (1999)
13. Naik kelas lagi ke 500cc mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi kedua di kejuaraan dengan 209 poin, 2 kali menang di Inggris dan Brazil (2000)
14. Merebut gelar juara dunia 500cc dengan mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 325 poin, 11 kemenangan di Jepang, Afrika Selatan, Spanyol, Catalunya, Inggris, Ceko, Putugal, Pasifik, Australia, Malaysia, dan Brazil (2001)
15. Memenangi Moto GP World Championship yang direvisi dengan mengendarai Honda RC211V untuk tim Repsol Honda Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 355 poin, koleksi 11 kemenangan di Jepang, Spanyol, Perancis, Catalunya, Italia, Belanda, Inggris, Jerman, Portugal, Brazil, dan Australia (2002)
Penghargaan :
1. Gelar Juara Dunia 125cc (1997)
2. Gelar Juara Dunia 250cc (1999)
3. Gelar Juara Dunia 500cc (2001)
4. Gelar Juara Dunia Moto GP (2002)
5. Gelar Juara Dunia Moto GP (2003)
6. Gelar Juara Dunia Moto GP (2004)
7. Gelar Juara Dunia Moto GP (2005)
Nama : Valentino Rossi
Lahir : Urbino, 16 Februari 1979
Kebangsaan : Italia
Tinggi/Berat : 180cm/69kg
Karir :
1. Go-kart pertama (1985)
2. Debut balap karting 60cc (1989)
3. Juara kejuaraan karting regional 60cc, sembilan kali menang (1990)
4. Peringkat 5 di Kejuaraan Junior go-kart Italia (1991)
5. Juara Italian Minibike Endurance (1992)
6. Peringkat 12 Italian 125cc Sport Production championship dengan motor Cagiva (1993)
7. Juara Italian 125cc Sport Production dengan motor Cagiva (1994)
8. Juara nasional Italia 125cc, peringkat 3 125cc Kejuaraan Eropa, peringkat 11 di Kejuaraan, Spanish
9. Open 125cc semuanya dengan motor Aprilia (1995)
10. Debut kejuaraan dunia di GP Malaysia 125cc menggunakan Aprilia tim Scuderia AGV (1996) kejuaraan dengan 321 poin, 11 Kemenangan di Malaysia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, Imola,
Jerman, Brazil, Inggris, Catalunya, dan Indonesia (1997)
11. Juara dunia 125cc termuda ke-2 mengendarai Aprilia di tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di
Pindah kelas ke 250cc mengendarai Aprilia tim Nastro Azzuro, Posisi kedua di kejuaraan dengan 201 poin, 5 kemenangan di Belanda, Imola, Catalunya, Australia, dan Argentina (1998)
12. Menjadi juara dunia 250cc termuda dengan mengendarai Aprilia untuk tim Aprilia Grand Prix Racing,
Posisi pertama di kejuaraan dengan 309 poin, 9 kemenangan di Spanyol, Italia, Catalunya, Inggris, Jerman, Ceko, Australia, Afrika Selatan, dan Brazil (1999)
13. Naik kelas lagi ke 500cc mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi kedua di kejuaraan dengan 209 poin, 2 kali menang di Inggris dan Brazil (2000)
14. Merebut gelar juara dunia 500cc dengan mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 325 poin, 11 kemenangan di Jepang, Afrika Selatan, Spanyol, Catalunya, Inggris, Ceko, Putugal, Pasifik, Australia, Malaysia, dan Brazil (2001)
15. Memenangi Moto GP World Championship yang direvisi dengan mengendarai Honda RC211V untuk tim Repsol Honda Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 355 poin, koleksi 11 kemenangan di Jepang, Spanyol, Perancis, Catalunya, Italia, Belanda, Inggris, Jerman, Portugal, Brazil, dan Australia (2002)
16.
Memenangi gelar juaranya yang kedua di Moto GP World Championship
bersama Repsol Honda Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 357 poin,
koleksi 9 kemenangan di Jepang, Spanyol, Italia, Ceko, Portugal, Rio,
Malaysia, Australia, dan Valencia (2003)
17. Pindah ke Gauloises
Fortuna Yamaha mengendarai YZR-M1 dan kembali memenangi Moto GP World
Championship, Posisi pertama di kejuaraan dengan 304 poin, 9 kemenangan
di Afrika Selatan, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Portugal,
Malaysia, Australia, dan Valencia (2004)
18. Memenangi gelar
juara dunia yang kedua untuk Gauloises Fortuna Yamaha Team, Posisi
pertama di kejuaraan hingga di Malaysia dengan 281 poin, 9 kemenangan di
Spanyol, Cina, Perancis, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Jerman,
dan Ceko (2005)
Penghargaan :
1. Gelar Juara Dunia 125cc (1997)
2. Gelar Juara Dunia 250cc (1999)
3. Gelar Juara Dunia 500cc (2001)
4. Gelar Juara Dunia Moto GP (2002)
5. Gelar Juara Dunia Moto GP (2003)
6. Gelar Juara Dunia Moto GP (2004)
7. Gelar Juara Dunia Moto GP (2005)
Jumat, 15 Juni 2012
cerpen " Tak perlu ada hari esok "
Sore
itu, diatas teras pembatas rumah ku duduk menghadap jalan raya dan
bersandar di dinding. Kusandarkan kepala dan menengadah, ku terawangi
senja yang perlahan beranjak seakan melambai padaku.
Dadaku sesak, seketika itu ingin rasanya berlari, mengayunkan tangan bagai mengepakkan sayap agar bisa terbang menghentikan senja yang berlalu meninggalkan ku, karena ku tak ingin malam menjemput dan mendekapku dalam buaian mimpi-mimpi yang saat terbangun ku temukan diriku terluka karena memendam rasa ku.
Pikiran ku melayang saat kami sedang menyusuri gua berlumpur, licin dan terjal dengan penerangan headlamp yang dia kenakan. Bahkan harus melalui sungai yang agak dalam pada separuh lorong gua. Semantara aku tak bisa berenang, hanya modal keberanian dan mengandalkan tim tuk menaklukkan tantangan goa itu.
Tim kami yang berjumlah 9 orang terdiri dari 3 cewek dan 6 cowok, dua diantaranya leader dan sweeper. Kami mulai menapaki lereng goa mengikuti leader, aku berada pada posisi kedua dari terakhir, di depan kak Althaf yang saat itu sebagai sweeper dan di depan ku ada Assah. Aku berjalan dengan sangat hati-hati, tak jarang hampir terpelest hanya karena salah memilih pijakan kaki.
Teman-temanku jatuh silih berganti, kali ini aku yang terpeleset ketika menuruni tanjakan yang berlumpur, lalu terperosot dan kaki terbenam dalam lumpur hingga lutut. Semua teman yang di posisi depan sudah tidak terlihat karena belokan, ku menoleh ke kak Althaf, terlihat sedang mencoba mencari cara tuk menolong ku.
Rasa takut dan panik dah menyerang ku karena jurang menganga di hadapanq, tak ada tempat bertumpuh, hanya cengkraman ku di belakang yang membuat ku tertahan tak jatuh lebih dalam lagi. Kuteriaki Assah namun tak ada jawaban. Kak Althaf meminta ku tuk tenang dan tidak bergerak sedikt pun. Ku perhatikan dia yang sedang mengikatkan webing pada stalagtit lalu turun dan menarik ku ke atas. Ku sedikit lega bisa selamat tapi kaki ku terasa berat dan gemetaran tuk melangkah.
Aku diam saja menerawang menunggui kak Althaf melepas webing.
"Ayo jalan !" Dia melangkah, segera ku raih lengannya tuk pegangan karena takut terjatuh lagi. Dia pun tak keberatan, malah tersenyum ke arahku, melihat senyumnya, serasa semua ketakutan dan kepanikan ku tersapu bersih. Kami kembali melanjutkan penyusuran.Setelah melewati lorong gua yang terjal, terlihat Assah, Leader dan teman lainnya duduk di ujung lorong buntu. Kami mendekat, semua memperhatikan kami hingga sorotan headlamp menyilaukan mata kami.
"Ni, ada apa ?" Assah memberi kode. Aku pun menyadari tanganku masih melingkar di lengan kak Althaf. Buru-buru ku lepas dan menarik jarak.
"Tumben Thaf kau baik ma cewek, biasannya juga cuek, siapa sich dia ?" Celoteh salah seorang cewek setimku dengan dingin.
Kak Althaf memegang kedua pundakku "Ini adik ku. Namanya Nini. Anggota baru dengan Assah." Aku tersenyum kaku dan salah tingkah. Ku lihat Assah terbelalak mendengar pengakuan kak Althaf. Aku sendiri lumayan kaget dibuatnya.
Melihat kami semua diam leader mengangkat bicara menjelaskan bahwa untuk bisa keluar tanpa memutar arah kembali kami harus melewati sungai yang agak dalam di sebelah dinding itu, dia menyorot dinding, terlihat ada cela, tepatnya mungkin stalagtit yang sudah menyerupai dinding karena bagian bawahnya runcing dan masih meneteskan air. "Ada yang tidak bisa berenang ?" Tanya leader. Spontan aku acunkan tangan. "Ngakunya pecinta alam, berenang aja gak bisa. Apaan tuh ?!" Sindir cewek yang tadi. "Nini sama aku aja, jadi tak perlu dipermasalahkan." Kejengkelanku atas sindiran tadi hilang mendengar ucapan kak Althaf. Ku liahat dia mencibir.
Leader kembali memimpin kami melewati cela. Aku melewatinya mengikuti Assah dan disusul kak Althaf. Aku tinggal berdiri menyaksikan Assah melompat ke air dan berenang menyusuri sungai. "Turun !" Instruksi kak Althaf. Tapi aku masih tetap berdiam di tempat. Dia pun turun, kedalaman air masih sepinggangnya.
Aku ikut turun dengan ragu-ragu. "Pegang pundakku, ayungkan sebelah tanganmu dan kedua kakimu bersamaan !" Instruksinya setelah aku berdiri tepat di sampingnya. aku mengangguk lalu meletakkan tangan kiriku di pundak kanannya. kami pun mulai berenang. setelah beberapa menit berenang, kami berhenti. "Istirahat bentar !" Pintanya sambil mengarahkan ku berpegangan di dinding goa yang begitu licin, agar dia bisa rileks sejenak. "Eh, kak kok air bergelombang gini ?" Tanyaku heran merasakan hempasan air ke tubuhku. "Aku juga tidak tahu." jawabnya cuek. aku sedikit kesal. Semakin lama hempasan air makin keras hingga peganganku lepas. “Kaaaak...” Teriakku ketakutan dan mengepakkan tangan berusaha bertahan agar tidak tenggelam. berkali-kali ku menelan air. seketika Kak Althaf menarik lenganku, segera ku lingkarkan tanganku di lehernya saat bisa menjangkaunya. Dia berusahan menenangkan saat melihat ku sangat ketakutan. kemudia kami kembali melanjutkan penyusuran.
Cahaya penerangan kami melebur dengan cahaya tersebut, kami pun mulai berjalan karena air sudah agak dangkal, beberap langkah berikutnya sejajaran perut, sepangkal paha kemudian selutut, bahkan setumit. Namun karena jalanan sangat licin , aku masih berpegangan pada kak Althaf hingga kami bergabung kembali dengan tim. Lalu kami semua keluar dari jangkauan air. “Salam Lestari !” Sontak kami semua menoleh ke sumber suara yang tak jauh di belakang kami dan serentak menjawab “Tetap Lestari !’ “Fiz, punya berapa webing ?” Tanyanya setelah mematikan headlampnya. Terlihat jelas kak Syahran melempar senyum ke arah kami.
Dia salah seorang dari leader tim lain. “Ada dua. Kenapa ?” sahut leader. Baru kali ini aku tahu kalau dia disapa dengan Fiz. “Boleh ku pinjam ?” kak Syahran berjalan melewati ku. “Boleh, tuh ma Althaf.” Dia menghampiri kak Althaf. Tanpa kata kak Althaf menyodorkan webbing padanya. Dia menyondongkan muka ke dekat telinga kak Althaf lalu berbisik. “Apa gadis kecil ini merepotkan mu ?” bisikannya masih terdengar jelas oleh ku karena aku masih memegangi lengan kak Althaf.
Spontan ku layangkan tinju ke perutnya. Namun sebelum mendarat, dia segera menangkisnya lalu mmenjitak kepalaku. Aku meringis. “Siapa yang gadis kecil ?!” protes ku dengan cemberut dan meninggalkan mereka berdua. “Jiaah, gitu aja kok ngambek, memang kayak anak kecil beneran !” aku tak menghiraukannya lagi. “Fiz, thanks yach ! Thaf, tolong jagain ade’ ku!” ucapnya sedikit berteriak. “Baik kak.” Jawab kak Althaf. Kak Syahran meninggalkan kami, kemudian kami melanjutkan perjalanan. "Ma aku ngambek juga nich ?" Tanyanya agak berbisik di dekat telinga ku, lalu menyenggol ku. Aku tak menggubrisnya dan terus berusaha melewati bebatuan yg berlumpur. "Heeeih..." dia mencolek pipi ku. Ku rasakan lumpur menempel dr tangannya. Ku masìh tak menggubrisnya, ku bersihkan lumpur tersebut dengan lengan baju ku, seraya mempercepat langkah ku. Tanpa menyadari keberadaannya, tiba-tiba kedua tangannya yang berlumur lumpur telah menempel di pipi ku. Aku terhenti "Huaah rese' !!!" Ku raìh kedua lengannya. Dia terkekeh sambil mengolesi muka ku lumpur. "Ni, buat orang yang suka ngambek." Dia mengoleskannya ke suluruh muka ku. Ku dengar Assah cekikikan. Segerah ku tarik lengan kak Althaf yang masih menempel di muka hinggah menyanggah di pundak ku.
Tangan kanannya ku jabat tuk mengambil lumpur yg masih melekat, ku putar badan agar bisa melihatnya tanpa melepas peganganku pada lengan kirinya hingga posisinya setengah melingkar di leher ku. "Yang ini lulur tradisional biar kakak jadi lebih tampan." ku terkekeh dan terus melumuri muka serta lehernya.
Dia hanya pasrah menerima pembalasan ku. "Eh, liat tuh !" ku menengok ke arah yang kak Althaf maksud, terlihat semua teman kami juga ikut-ikutan ngolesin lumpur. Ku kembali menoleh ke Kak Althaf, sempat kami beradu pandang lalu tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi mereka. Aku jadi tertawa sendiri mengingat hal tersebut, lalu tersentak saBottom of Format "Fly me to the moon" terdengar dari ponsel ku. K'Althaf is calling. Ku pandangi ponselku, aku ragu tuk menjawabnya.
Kedua kalinya ponselku berdering karena Kak Althaf. Aku masih belum menjawabnya. Ponselku kembali berdering, yang ketiga kalinya K'Althaf memanggil. Akhirnya aku pun menjawabnya. "Halo" dengan suara pelan dan sedikit gugup."Assalamu Alaikum !" Terdengar suara dari balik telepon. "Waalaikumussalam" Balas ku."Tolong temui aku ! sekarang ku di depan rumah mu." pintanya. Tanpa menunggu jawaban dari ku, telepon terputus.Ada sedikit ragu tuk menemuinya, setelah setahun menjauh dan menutup diri darinya. Air mataku menetes, segera ku hapus, dah terlalu banyak air mataku menetes karena menahan rindu yang menderaku.
Karena menyesal telah mengabaikannya selama ini. Karena telah mencoba mengubur rasaku padanya. Semua itu telah menguras air mataku. Namun akhirnya ku putuskan tuk menemuinya.Ku berjalan gontai ke luar, ku lihat dia berdiri di dekat mobil membelakangi gerbang. Ku himpun keberanian tuk menyapanya.“Hai kak !” dengan suara trbata-bata, tak percaya dia bener-benar menemui ku.“Ikut sebentar !” dia menarik lengan ku, menuntun ku masuk dalam mobil.Mobil terhenti di taman kota, dia berjalan menuju tempat duduk tepat di tengah taman. Sinaran lampu neon turut menambah keindahannya. Dia duduk, ku juga ikut duduk tepat di sebelahnya.“Ada apa kak ?” ku pecah kesunyian.“Apa ini ?” dia menyodorkan secarik kertas dengan coretan tangan yang tak asing buat ku. Tentunya karena itu tulisan tangan ku sendiri.
Aku ingin berharap lebih, lebih dari yang bisa dia berikan, lebih dari yang bisa ku jangkau. Adakah ini keserakahan ?! Tapi aku benar-benar ingin berharap lebih, jauh lebih dari keterbatasan ku. Namun terkadang seketika keinginan itu sirna hanya karena setitik keangkuhan. Tuk mengakui rasa untuknya.“Bukan apa-apa, hanya sekedar coretan, dapat dari mana ?” ku lipat kertas itu dan hendak memasukkannya dalam saku baju ku. Tapi segera ia rampas.“Tak penting.
Aku hanya berharap ini untuk ku.” Dia menggenggam kedua tangan ku dan menatap ku lekat-lekat. Ku hanya pandangi dia, mencari keseriausa atas ucapannya dan tak ku temukan keraguan di matanya, tapi aku yang ragu tuk mengakuinya. “Sungguh ! aku juga menginginkannya dan ini bukan keserakahan.” Lanjutnya meyakinkan ku. Ku masih terpaku menatapnya, tak terasa air mata ku meleleh hingga ia menyekanya. Aku tersentak dan kembali menyekanya. Tak satupun kata yang bisa ku ucapkan, ku hanya bisa menganggukkan kepala membenarkannya. Dia mengecup kening ku. Aku memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepasnya. “Tak perlu ada hari esok, jika harus tanpa mu lagi” bisiknya dan mempererat dekapannya.
Dadaku sesak, seketika itu ingin rasanya berlari, mengayunkan tangan bagai mengepakkan sayap agar bisa terbang menghentikan senja yang berlalu meninggalkan ku, karena ku tak ingin malam menjemput dan mendekapku dalam buaian mimpi-mimpi yang saat terbangun ku temukan diriku terluka karena memendam rasa ku.
Pikiran ku melayang saat kami sedang menyusuri gua berlumpur, licin dan terjal dengan penerangan headlamp yang dia kenakan. Bahkan harus melalui sungai yang agak dalam pada separuh lorong gua. Semantara aku tak bisa berenang, hanya modal keberanian dan mengandalkan tim tuk menaklukkan tantangan goa itu.
Tim kami yang berjumlah 9 orang terdiri dari 3 cewek dan 6 cowok, dua diantaranya leader dan sweeper. Kami mulai menapaki lereng goa mengikuti leader, aku berada pada posisi kedua dari terakhir, di depan kak Althaf yang saat itu sebagai sweeper dan di depan ku ada Assah. Aku berjalan dengan sangat hati-hati, tak jarang hampir terpelest hanya karena salah memilih pijakan kaki.
Teman-temanku jatuh silih berganti, kali ini aku yang terpeleset ketika menuruni tanjakan yang berlumpur, lalu terperosot dan kaki terbenam dalam lumpur hingga lutut. Semua teman yang di posisi depan sudah tidak terlihat karena belokan, ku menoleh ke kak Althaf, terlihat sedang mencoba mencari cara tuk menolong ku.
Rasa takut dan panik dah menyerang ku karena jurang menganga di hadapanq, tak ada tempat bertumpuh, hanya cengkraman ku di belakang yang membuat ku tertahan tak jatuh lebih dalam lagi. Kuteriaki Assah namun tak ada jawaban. Kak Althaf meminta ku tuk tenang dan tidak bergerak sedikt pun. Ku perhatikan dia yang sedang mengikatkan webing pada stalagtit lalu turun dan menarik ku ke atas. Ku sedikit lega bisa selamat tapi kaki ku terasa berat dan gemetaran tuk melangkah.
Aku diam saja menerawang menunggui kak Althaf melepas webing.
"Ayo jalan !" Dia melangkah, segera ku raih lengannya tuk pegangan karena takut terjatuh lagi. Dia pun tak keberatan, malah tersenyum ke arahku, melihat senyumnya, serasa semua ketakutan dan kepanikan ku tersapu bersih. Kami kembali melanjutkan penyusuran.Setelah melewati lorong gua yang terjal, terlihat Assah, Leader dan teman lainnya duduk di ujung lorong buntu. Kami mendekat, semua memperhatikan kami hingga sorotan headlamp menyilaukan mata kami.
"Ni, ada apa ?" Assah memberi kode. Aku pun menyadari tanganku masih melingkar di lengan kak Althaf. Buru-buru ku lepas dan menarik jarak.
"Tumben Thaf kau baik ma cewek, biasannya juga cuek, siapa sich dia ?" Celoteh salah seorang cewek setimku dengan dingin.
Kak Althaf memegang kedua pundakku "Ini adik ku. Namanya Nini. Anggota baru dengan Assah." Aku tersenyum kaku dan salah tingkah. Ku lihat Assah terbelalak mendengar pengakuan kak Althaf. Aku sendiri lumayan kaget dibuatnya.
Melihat kami semua diam leader mengangkat bicara menjelaskan bahwa untuk bisa keluar tanpa memutar arah kembali kami harus melewati sungai yang agak dalam di sebelah dinding itu, dia menyorot dinding, terlihat ada cela, tepatnya mungkin stalagtit yang sudah menyerupai dinding karena bagian bawahnya runcing dan masih meneteskan air. "Ada yang tidak bisa berenang ?" Tanya leader. Spontan aku acunkan tangan. "Ngakunya pecinta alam, berenang aja gak bisa. Apaan tuh ?!" Sindir cewek yang tadi. "Nini sama aku aja, jadi tak perlu dipermasalahkan." Kejengkelanku atas sindiran tadi hilang mendengar ucapan kak Althaf. Ku liahat dia mencibir.
Leader kembali memimpin kami melewati cela. Aku melewatinya mengikuti Assah dan disusul kak Althaf. Aku tinggal berdiri menyaksikan Assah melompat ke air dan berenang menyusuri sungai. "Turun !" Instruksi kak Althaf. Tapi aku masih tetap berdiam di tempat. Dia pun turun, kedalaman air masih sepinggangnya.
Aku ikut turun dengan ragu-ragu. "Pegang pundakku, ayungkan sebelah tanganmu dan kedua kakimu bersamaan !" Instruksinya setelah aku berdiri tepat di sampingnya. aku mengangguk lalu meletakkan tangan kiriku di pundak kanannya. kami pun mulai berenang. setelah beberapa menit berenang, kami berhenti. "Istirahat bentar !" Pintanya sambil mengarahkan ku berpegangan di dinding goa yang begitu licin, agar dia bisa rileks sejenak. "Eh, kak kok air bergelombang gini ?" Tanyaku heran merasakan hempasan air ke tubuhku. "Aku juga tidak tahu." jawabnya cuek. aku sedikit kesal. Semakin lama hempasan air makin keras hingga peganganku lepas. “Kaaaak...” Teriakku ketakutan dan mengepakkan tangan berusaha bertahan agar tidak tenggelam. berkali-kali ku menelan air. seketika Kak Althaf menarik lenganku, segera ku lingkarkan tanganku di lehernya saat bisa menjangkaunya. Dia berusahan menenangkan saat melihat ku sangat ketakutan. kemudia kami kembali melanjutkan penyusuran.
Cahaya penerangan kami melebur dengan cahaya tersebut, kami pun mulai berjalan karena air sudah agak dangkal, beberap langkah berikutnya sejajaran perut, sepangkal paha kemudian selutut, bahkan setumit. Namun karena jalanan sangat licin , aku masih berpegangan pada kak Althaf hingga kami bergabung kembali dengan tim. Lalu kami semua keluar dari jangkauan air. “Salam Lestari !” Sontak kami semua menoleh ke sumber suara yang tak jauh di belakang kami dan serentak menjawab “Tetap Lestari !’ “Fiz, punya berapa webing ?” Tanyanya setelah mematikan headlampnya. Terlihat jelas kak Syahran melempar senyum ke arah kami.
Dia salah seorang dari leader tim lain. “Ada dua. Kenapa ?” sahut leader. Baru kali ini aku tahu kalau dia disapa dengan Fiz. “Boleh ku pinjam ?” kak Syahran berjalan melewati ku. “Boleh, tuh ma Althaf.” Dia menghampiri kak Althaf. Tanpa kata kak Althaf menyodorkan webbing padanya. Dia menyondongkan muka ke dekat telinga kak Althaf lalu berbisik. “Apa gadis kecil ini merepotkan mu ?” bisikannya masih terdengar jelas oleh ku karena aku masih memegangi lengan kak Althaf.
Spontan ku layangkan tinju ke perutnya. Namun sebelum mendarat, dia segera menangkisnya lalu mmenjitak kepalaku. Aku meringis. “Siapa yang gadis kecil ?!” protes ku dengan cemberut dan meninggalkan mereka berdua. “Jiaah, gitu aja kok ngambek, memang kayak anak kecil beneran !” aku tak menghiraukannya lagi. “Fiz, thanks yach ! Thaf, tolong jagain ade’ ku!” ucapnya sedikit berteriak. “Baik kak.” Jawab kak Althaf. Kak Syahran meninggalkan kami, kemudian kami melanjutkan perjalanan. "Ma aku ngambek juga nich ?" Tanyanya agak berbisik di dekat telinga ku, lalu menyenggol ku. Aku tak menggubrisnya dan terus berusaha melewati bebatuan yg berlumpur. "Heeeih..." dia mencolek pipi ku. Ku rasakan lumpur menempel dr tangannya. Ku masìh tak menggubrisnya, ku bersihkan lumpur tersebut dengan lengan baju ku, seraya mempercepat langkah ku. Tanpa menyadari keberadaannya, tiba-tiba kedua tangannya yang berlumur lumpur telah menempel di pipi ku. Aku terhenti "Huaah rese' !!!" Ku raìh kedua lengannya. Dia terkekeh sambil mengolesi muka ku lumpur. "Ni, buat orang yang suka ngambek." Dia mengoleskannya ke suluruh muka ku. Ku dengar Assah cekikikan. Segerah ku tarik lengan kak Althaf yang masih menempel di muka hinggah menyanggah di pundak ku.
Tangan kanannya ku jabat tuk mengambil lumpur yg masih melekat, ku putar badan agar bisa melihatnya tanpa melepas peganganku pada lengan kirinya hingga posisinya setengah melingkar di leher ku. "Yang ini lulur tradisional biar kakak jadi lebih tampan." ku terkekeh dan terus melumuri muka serta lehernya.
Dia hanya pasrah menerima pembalasan ku. "Eh, liat tuh !" ku menengok ke arah yang kak Althaf maksud, terlihat semua teman kami juga ikut-ikutan ngolesin lumpur. Ku kembali menoleh ke Kak Althaf, sempat kami beradu pandang lalu tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi mereka. Aku jadi tertawa sendiri mengingat hal tersebut, lalu tersentak saBottom of Format "Fly me to the moon" terdengar dari ponsel ku. K'Althaf is calling. Ku pandangi ponselku, aku ragu tuk menjawabnya.
Kedua kalinya ponselku berdering karena Kak Althaf. Aku masih belum menjawabnya. Ponselku kembali berdering, yang ketiga kalinya K'Althaf memanggil. Akhirnya aku pun menjawabnya. "Halo" dengan suara pelan dan sedikit gugup."Assalamu Alaikum !" Terdengar suara dari balik telepon. "Waalaikumussalam" Balas ku."Tolong temui aku ! sekarang ku di depan rumah mu." pintanya. Tanpa menunggu jawaban dari ku, telepon terputus.Ada sedikit ragu tuk menemuinya, setelah setahun menjauh dan menutup diri darinya. Air mataku menetes, segera ku hapus, dah terlalu banyak air mataku menetes karena menahan rindu yang menderaku.
Karena menyesal telah mengabaikannya selama ini. Karena telah mencoba mengubur rasaku padanya. Semua itu telah menguras air mataku. Namun akhirnya ku putuskan tuk menemuinya.Ku berjalan gontai ke luar, ku lihat dia berdiri di dekat mobil membelakangi gerbang. Ku himpun keberanian tuk menyapanya.“Hai kak !” dengan suara trbata-bata, tak percaya dia bener-benar menemui ku.“Ikut sebentar !” dia menarik lengan ku, menuntun ku masuk dalam mobil.Mobil terhenti di taman kota, dia berjalan menuju tempat duduk tepat di tengah taman. Sinaran lampu neon turut menambah keindahannya. Dia duduk, ku juga ikut duduk tepat di sebelahnya.“Ada apa kak ?” ku pecah kesunyian.“Apa ini ?” dia menyodorkan secarik kertas dengan coretan tangan yang tak asing buat ku. Tentunya karena itu tulisan tangan ku sendiri.
Aku ingin berharap lebih, lebih dari yang bisa dia berikan, lebih dari yang bisa ku jangkau. Adakah ini keserakahan ?! Tapi aku benar-benar ingin berharap lebih, jauh lebih dari keterbatasan ku. Namun terkadang seketika keinginan itu sirna hanya karena setitik keangkuhan. Tuk mengakui rasa untuknya.“Bukan apa-apa, hanya sekedar coretan, dapat dari mana ?” ku lipat kertas itu dan hendak memasukkannya dalam saku baju ku. Tapi segera ia rampas.“Tak penting.
Aku hanya berharap ini untuk ku.” Dia menggenggam kedua tangan ku dan menatap ku lekat-lekat. Ku hanya pandangi dia, mencari keseriausa atas ucapannya dan tak ku temukan keraguan di matanya, tapi aku yang ragu tuk mengakuinya. “Sungguh ! aku juga menginginkannya dan ini bukan keserakahan.” Lanjutnya meyakinkan ku. Ku masih terpaku menatapnya, tak terasa air mata ku meleleh hingga ia menyekanya. Aku tersentak dan kembali menyekanya. Tak satupun kata yang bisa ku ucapkan, ku hanya bisa menganggukkan kepala membenarkannya. Dia mengecup kening ku. Aku memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepasnya. “Tak perlu ada hari esok, jika harus tanpa mu lagi” bisiknya dan mempererat dekapannya.
cerpen " Romansa di atas awan "
Hatinya
dirinding ketakutan. Dee ingin mengejar ketakutan itu sampai dia tahu
hidupnya masih punya harapan.Langit masih mendung. Bintang belum juga
tampak untuk dilihat. Dee mengajakku melintasi padang ilalang,
menelusuri jalan becek yang sore tadi diguyur hujan.’’Kita mau kemana?”
tanyaku dengan nada heran.’’Ayolah! Ikut aja”.Kakiku mulai kelelahan
mengikuti irama langkah Dee. Baru kali ini aku melihat Dee yang penuh
semangat. Penasaran membuatku juga bersemangat untuk terus berjalan.
’’Setelah sampai kita akan menemukan keragaman jiwa yang pernah
dibungkam oleh kesepian.”Aku bertambah heran. Sesuatu yang dimaksud Dee
bukanlah hal yang mustahil untuk ditanyakan. Di perbukitan ini, tidak
mungkin ada manusia yang berani naik dalam keadaan seperti ini. Jalannya
licin. Batu kecil dan besar menganga, siap memangsa kaki yang
menginjaknya. Tidak menutup kemungkinan jka ular juga siap mematuk.
Namun Dee membuktikan bahwa dirinya bisa melalui itu. ’’Tolol” umpatku
dalam hati. Aku sudah tidak sanggup berjalan lagi meski semangat itu
menggebu. Jari kakiku sudah menjadi korban keganasan batu alam. Sayatan
kecil disertai percikan darah membuatku engah untuk melanjutkan
perjalanan. Dee melihat luka dikakiku. Dia malah tertawa mengejek.’’Kamu
memang gak pernah tahu penderitaan orang lain” ungkapku sembari menahan
kesakitan.Dee tak henti mengejekku. Muuuach. Sesuatu mengenai keningku.
Perasaanku berubah drastis. Ciuman itu…’’Kita hampir sampai”
ucapnya.Aku masih terpaku dengan hadiah yang pertamakali Dee berikan.
Dunia ini seakan menjadi perlintasan antara aku dan Dee. Apa yang aku
rasakan saat ini bukanlah sebuah perasaan kosong. Dee telah berbuat apa
yang belum aku sangka sebelumnya. Ciuman yang sangat spesial bagiku.Dee
manarik tanganku. Dari jarak 15 meter bukit maya sudah terlihat. Kami
kembali melanjutkan perjalanan.’’Kamu yakin akan menemukan keindahan
setelah ini” tanyaku lagi.’’Bawel. Nanti lihat aja sendiri”.Aku terdiam.
Barangkali benar. Keindahan itu sudah hampir tampak. Cahaya gemilang
berpijar dari atas bukit maya. Itukah yang dimaksud Dee dengan dunia di
atas awannya. Aku tak sabar lagi untuk sampai ke bukit itu. Bersama Dee
aku menemukan sebuah dunia baru. Dunia yang hanya Dee yang tahu
keberadaannya. Dan sekarang aku juga tahu. Dee semakin erat menggenggam
tanganku. Mendung sudah hilang, berganti gemerlap bintang-bintang. Kami
sudah menginjakkan kaki di atas bukit Maya. Dee… kau adalah wanita yang
beda.
* * * *
Di
bukit maya, Dee pertamakali bertemu dengan Kinnara*1 . Dia mengajak Dee
terbang mengelilingi indahnya surga. Dia juga banyak bercerita tentang
seorang bidadari yang ingin keluar dari kungkungan Tuhan. Bidadari itu
meminta pada Tuhan agar diberikan satu perasaan, yaitu cinta. Tuhan
murka mendengar permintaan bidadari itu. Bidadari tetaplah bidadari yang
harus tunduk pada aturan kerajaan Tuhan. Dia tak diberikan perasaan
apapun kecuali melaksanakan titah sang raja. Bidadari itu kabur ke
dunia. Dia memberontak pada aturan. Lalu, Tuhan mengutuknya menjadi
seorang gadis yang malang. Gadis itu terdampar di sebuah bukit yang
gersang, sepi, dan jauh dari permukiman. Pertamakali gadis itu tak tahu
apa yang hendak dilakukan. Ia menemukan pohon kecil yang tumbuh. Dengan
cinta yang dimilikinya, ia memelihara pohon itu.Bertahun-tahun gadis itu
berada di atas bukit. Pohon yang dirawat juga tumbuh besar, sehingga
dia membuat tempat tinggal di bawahnya. Gadis jelamaan bidadari itu
merasakan apa yang dilaluinya di bukit itu terasa hambar. Ia punya
cinta, tapi tidak tahu kemana cinta itu tertambat selain kepada
tumbuhan. Kembali dia bertanya pada Tuhan tentang takdirnya sebagai
manusia. Namun kali ini Tuhan tak mengindahkan permintaannya untuk
diberikan seorang yang bisa mendampingi dirinya. Ia tak percaya lagi
pada Tuhan. Tuhan pun bertambah murka. Kemudian Tuhan memberikan dua
pilihan padanya. Ia kembali ke surga sebagai hamba sahaya atau tetap
berada di atas bukit tanpa ditemani seorang manusia. Gadis itu tetap
dengan pilihannya untuk tetap tinggal di bukit itu walau dia harus
sendiri. Dengan keikhlasan serta resiko yang harus ditanggungnya, ia
menghabiskan waktu hidupnya di bukit maya. Cinta yang dimiliki gadis
menjelma menjadi gumpalan awan disertai bintang-bintang. Gadis itu oleh
penduduk sekitar dinamakan Maya, sehingga bukit itu dinamakan bukit
maya. Tiap malam, bukit itu bersinar terang. Tidak semua orang bisa
melihat keindahannya, cuma jiwa sepi yang bisa menikmati keindahannya.
Begitulah cerita Kinnara tentang perjalanan bidadari kepada Dee.
* * * *
Kami
melepas lelah. Setelah hampir 2 jam berjalan, apa yang ingin
ditunjukkan Dee sangat menakjubkan. Tempat menepi dari kegundahan,
keresahan, dan perasaan haus akan bersama dengan diri sendiri bisa
kutemukan disini.’’Apa yang kamu lihat ini belum apa-apa”, Dee
menerawang pada bekas petang yang tersisa. Bulan sabit mulai meninggi.
Kabut bergumul dengan alam, memberi hawa dingin bagi kami. ’’Bukit ini
masih menyisakan kenangan”’’Dee sering kesini?”’’Tubuhku sudah tidak
mengizinkan lagi”’’Maksudmu apa Dee?’’’’Tak ada yang lebih mengerti
keadaan ini dari pada diri sendiri”. Kali ini Dee ingin menerjemahkan
semua perasaannya. Dee memetik setangkai bunga, dan memberikannya
padaku. Bunga itu hampir layu. Aku kembali bertanya pada diri sendiri
kenapa Dee tidak memetik bunga yang baru mekar di sebelahnya. Sikap Dee
memang membuatku heran. Selama perjalanan dia membuat peristiwa yang
kurasa janggal untuk dilakukannya. Dia bukan Dee yang aku kenal. Malam
ini sikapnya sangat beda, mulai dari mencium keningku, membuatku kesal,
bahkan semangatnya untuk mencapai bukit ini begitu besar.’’Kamu kenapa,
Dee?”Dee cekikikan. Benar dugaanku, sikapnya mulai aneh.”Nikmati saja
dunia ini. Bukanlah kini semua yang ada bersamaku punya tujuan. Termasuk
kamu. Selama masih ada waktu, kita bisa mencapai tujuan itu. Namun
sayang, aku sudah tidak punya waktu untuk mencapai tujuanku
sendiri.””Kamu itu aneh Dee?”Sambil tertawa ia memegangi kedua pundakku
”Apanya yang aneh. Lihatlah mataku. Air mataku tidak akan mengalir,
karena aku masih punya waktu untuk mengenang tempat ini. Setelahnya aku
akan pergi.”Gaya bicara Dee semakin ngelantur. Peristilahan yang
diucapkannya menambah kejenuhanku untuk berpikir.”Kamu mau kemana?
Mati?” ejekku. Dee menertawaiku sambil menepuk pundakku.”Jika kematian
terjadi malam ini, aku siap. Mungkin waktuku sudah tidak banyak
lagi.”Kami terkesiap oleh hempasan angin. Suara di sekitar kami hening.
Kami tidak berbuat apa-apa. Kami duduk berpaku lutut, memandangi alam
berjumawa pada keadaan. Aku melihat Dee. Penampilannya yang tomboy
kadang membuatku bosan mewanti-wanti untuk merubah penampilan seperti
wanita pada umumnya. Malam ini ada cahaya seakan keluar dari tubuh Dee.
Begitu terang, mengalahkan semua cahaya di bukit ini.”Dee…”Tiba-tiba
tubuh Dee terkapar. Ia pingsan. Wajahnya pucat. Tubuhnya demam. Aku
berteriak. Aku mencoba melakukan sesuatu yang bisa aku lakukan demi
menolongnya. Pikiranku langsung tertuju pada tas ransel miliknya. Aku
mencari sesuatu di dalamnya, entah itu obat-obatan atau barang lainnya.
Dan aku menemukan sebuah bungkusan kecil, sepertinya berisi
obat-obatan.”Dee bangunlah.” Ia tak bereaksi. Demamnya semakin tinggi.
Aku membuka bungkusan itu, dan ternyata….”Obat ini ??”Aku tidak percaya.
Dee mengkonsumsi obat-obatan ini. Obat-obatan yang pernah aku belikan
untuk Vivid. Dee mengidap penyakit….!”Arggghhh.. kenapa harus terulang
lagi. Kejadian 3 tahun lalu kenapa harus dialami lagi oleh orang
terdekatku”.Dengan sisa tenaga yang aku miliki, tubuh Dee kugendong. Aku
berlari sekencang mungkin melewati semak, menerobos padang ilalang, dan
menghancurkan ranjau-ranjau perbukitan. Dee harus diselamatkan. Sebagai
teman dekatnya aku sangat menyesal, karena tidak tahu keadaannya. Apa
lagi mengenai sakit yang diderita. Aku ini teman tak berguna. Dee,
maafkan aku. Kamu tidak sendiri, masih ada aku yang setia menemanimu.
Kita adalah dua insan yang berkarakter sama. Sifat kita introvert. Kita
punya dunia sendiri. Dunia yang kita cipta sendiri. Bertahanlah Dee.
Kita hampir sampai di permukiman penduduk. Kamu akan baik-baik saja.
* * *
Dee
koma, ia terbaring di ruang Anggrek RS. Cipta Medika. Mukanya pucat.
Harapan dan keyakinannya mengecap dalam pusaran tubuh lemahnya. Dia
bermain sendiri dalam dunianya. Saya yakin Dee tidak koma, tapi dia
menghampiri ruang angannya. Setelah semalam dokter melakukan
kolrposkopi*2 , keadaanya semakin membaik. Dua orang pemuda datang
membesuk Dee. Aku berada di luar kamar mempersilahkan mereka masuk. Di
dalam kamar, ibu Dee sedang menunggu anaknya siuman.”Anda temannya?”
sapanya. Aku sedikit kesal dengan sapaannya. Nada bicaranya tidak
sopan.”Betul” jawabku sekenanya.Tampak salah satu pemuda sudah akrab
dengan keluarga Dee. Dia mungkin punya kedekatan emosinal dengan mereka.
Aku cuma bisa menyaksikan dia akrab berbincang-bincang dengan ibunya
Dee. ”Siapa dia” tanyaku pada diri sendiri.Aku ingin acuh pada
pertanyaanku tentang jati diri pemuda itu. Aku ingin berhenti bertanya,
tapi tidak bisa. Mungkinkah aku cemburu pada dia. Tidak mungkin. Aku dan
Dee adalah sahabat, tidak lebih. Kedatangan pemuda itu membuat
perasaanku risau. Padahal aku tidak punya ikatan apa-apa dengan Dee
selain dari pada sahabat bermain dan bercanda.Hidup Dee memang penuh
dengan rahasia. Aku mengenalnya baik, dan sampai sekarang tidak bisa
mengerti keadaannya. Dee sakit pun aku tidak pernah tahu. ”Dia masih
terbaring” ucapnya padaku.”Keadaan yang mengharuskan dia begitu”
balasku.”Setahun silam aku meninggalkan dia. Dia begitu spesial bagiku.
Kami berbeda. Dee sangat mencintaiku, begitu pula denganku”.”Cinta itu
kadang memilukan” ”Ya, karena itu aku meninggalkan Dee. Aku tidak bisa
melanjutkan hubungan kami karna kami memang berbeda.””Berbeda dari
apa?Kamu meninggalkan dia karena sakit kan?””Tepat. Aku tidak mau
menjalani cinta jika suatu saat ditinggal mati”.”Brengsek. Kenapa kamu
sekarang kesini?”Dia diam. Lorong rumah sakit menjadi ajang adu argumen
antara kami.”Semua telah terjadi. Penyesalan tiada arti. Hidup ini
adalah pilihan, dan aku memilih untuk seseorang yang lebih kucintai. Aku
kesini karena aku masih mencintai Dee”Hatiku langsung bergemuruh. Aku
tak menyangka masih ada seorang seperti dia. Meninggalkan kekasihnya
dengan alasan pasangannya sakit. Pemuda itu melanjutkan
perkataannya.”Dee punya harapan. Dia pernah punya keinginan untuk pergi
ke sebuah dunia miliknya. Dunia di atas awan. Semoga kamu bisa
memenuhinya.””Dia….Dee sudah pergi ke dunia itu. Sebelum dia tertidur di
atas pembaringan. Bodohnya kenapa aku tidak tahu kalau dia mengidap
kanker”.”Dee sudah siuman. Dia memanggil namamu” panggil ibu Dee
padaku.Aku lekas menghampiri Dee. aku ingin selalu berada di sampingnya.
Tangannya bisa bergerak sedikit. Matanya sayu menatapku penuh arti. Dia
tersenyum, dan akhirnya tangan itu tak bergerak lagi. ”Dee… kamu tidak
akan mati hari ini. Semangatmu untuk bermain di bukit Maya akan
mengalahkan sakitmu. Aku bersedia menemanimu bermain di sana, di bukit
Maya yang berada di dunia di atas awan.”Air mataku mengalir. Detak
jantung Dee semakin melemah. Haru ini bukan milikku saja. Ibu Dee dan
pemuda yang meninggalkannya juga merasakannya. Kini, ruangan itu menjadi
berkumpulnya hati yang setia bersama Dee.
cerpen " menjaga hati "
"Mi, ayo cepat ikut aku", ajak Tiar tiba-tiba sambil menarik tanganku
untuk segera beranjak dari duduk ku. "Kemana?", tanya ku bingung, sambil
mulai beranjak untuk berdiri. "Ikut saja", kata Tiar yang terdengar
bagaikan perintah di telingaku.
Ku ikuti langkah Tiar yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. "Ada apa Tiar?", aku pun bertanya karena tak kuat menahan penasaran oleh tingkah aneh sahabatku itu pagi ini. Tiar tak menjawabku, malah langkahnya semakin cepat menuruni anak tangga menuju lantai dasar.
Tiar berjalan terus dan akhirnya berhenti di parkiran. Aku masih merasa bingung, dan kembali bertanya kenapa aku diajak ke tempat ini. "Lihat itu!", Tiar berbisik kepada ku sambil menunjuk tangannya ke ke dua orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengan asik. "Memang kenapa dengan mereka?", tanyaku semakin tidak mengerti. "Kamu lihat yang memakai kemeja abu-abu itu, dia Ditho, Mi", jawabnya. "Ditho siapa?", aku semakin tidak mengerti.
"Pangeranku kembali", terang Tiar yang membuat aku semakin tak mengerti. Ku lihat raut wajah Tiar sangat khusuk memperhatikan laki-laki yang dia sebut pangerannya tersebut sampai akhirnya laki-laki itu menaiki mobilnya dan keluar dari pelataran parkir."Oh, God!", si hitam kumat lagi, dia berhenti tiba-tiba tanpa aku sendiri tahu apa sebabnya. "Bagaimana ini?", gumamku sambil melihat cakrawala sore telah menampakkan sinar kuning keemasannya menuju pekatnya malam. Ku dorong sepeda motorku itu perlahan-lahan menyusuri jalan A.Yani. dan tiba-tiba, "Perlu bantuan?", ku dengar suara yang keluar dari sebuah sedan biru yang menghampiriku.Kucari wajah darimana suara itu berasal, "Ya ampun, Ditho???", tanya ku sambil terbelalak melihatnya wajah pangerannya Tiar di parkiran pagi tadi ada di depanku sekarang.
"Kamu kenal aku?", Ditho bertanya heran kepadaku. "Ya, kamu temannya Tiar kan?", jawabku sambil balik melontarkan tanya kepadanya. "Tiar? maksudnya?", kulihat raut bingung yang terpancar dari muka yang cukup tampan itu. Akhirnya, kita sedikit berbincang-bincang, sambil ku lihat Ditho berusaha memperbaiki si hitam. "Kenapa Ditho tidak mengenal Tiar?", gumamku dalam hati menyimpulkan dari perbincangan kami itu.
Sampai juga aku di kost-an ku, "Untung saja ada Ditho", gumamku sambil merebahkan tubuhku yang terasa penat di tempat tidur. "Pikiranku kembali melayang ke Tiar, "kenapa Tiar menyebut Ditho pangerannya sedangkan Ditho sendiri tidak tahu siapa dia?", dan pertanyaan itu ternyata menjadi penutup pemikiranku menghantarkan ke dunia bawah sadarku malam itu.
"Hello Ladies!!", suara cempreng Tiar memecahkan konsentrasi dari pekerjaanku. "Makan siang dulu yuuk, dah jam dua belas lewat neeh...", ajaknya. "Oke deh, kemana kita?", tanyaku pada sahabatku yang rada centil ini. "Martabak HAR aja yuuk, kangen neeh", jawabnya sambil tertawa-tawa.
Akhirnya, sampai juga kami di Rumah Makan Martabak HAR yang berada tepat di depan Masjid Agung Palembang ini. Baunya yang sedap, membuat kami tak sabar menantinya tiba di hadapan kami. Sambil menunggu, kami menghirup teh botol yang telah kami pesan dahulu sambil mengobrol. "Hai Ami!", kami dikejutkan suara laki-laki yang telah ada di depan kami itu. "Boleh gabung?", tanya Ditho sang empunya suara yang di jawab dengan anggukkan pelan kami berdua.
"Kenalkan, aku Ditho?", suara Ditho memecahkan keheningan yang terjadi sambil mengulurkan tangannya kepada Tiar. "A..Aku Tiar...", sambut Tiar dengan terbatah-batah. "Tiar?", nada suara Ditho bertanya sambil melirik ke arahku. "Iya Tiar, yang aku ceritakan kemarin", jawabku dengan sedikit bingung dengan situasi yang berlangsung ini.
Sambil menikmati Martabak HAR yang telah terhidang, aku memperhatikan gerak-gerik Tiar yang sangat tidak biasa itu. "Kemana tenggelam cerewetnya sahabatku itu?" tanya ku dalam hati.
"Mi, kamu kenal Ditho?", tanya Tiar ketika dalam perjalanan pulang ke kantor. Aku kemudian menceritakan kejadian kemarin sore kepada sahabatku itu. "Kenapa Ditho tidak mengenal mu Tiar?", akhirnya aku menanyakan juga pertanyaan yang sudah lama sekali ingin kutanyakan kepada sahabatku itu. Kulihat Tiar hanya tersenyum sambil melihatku mengemudikan baleno putihnya itu.
"Aku mengenal Ditho dari kuliah dulu Mi, kita beda fakultas", Tiar akhirnya bersuara setelah beberapa menit kita terhanyut dalam keheningan. "Hubungan kami sangat indah, Mi kita berniat untuk segera bertunangan setelah wisuda. hingga akhirnya ketika saatnya kita diwisuda, aku mendengar kabar kalau Ditho mengalami kecelakaan, dia tak pernah datang di hari wisudanya Mi. Aku langsung menuju rumah sakit setelah acara wisuda-an selesai. Tiga malam aku dan keluarga Ditho menungguinya koma di ruang UGD, sampai akhirnya dokter menyarankan untuk melakukan operasi karena ada pembuluh saraf di kepala Ditho yang ternyata menjadi penyebab koma nya tersebut. Tapi, kita diberi pilihan yang sulit Mi, kata dokter kalau operasi pebuluh saraf tersebut dilakukan, dapat menyebabkan sebagian ingatan Ditho akan terhapus. Tidak ada pilihan Mi, akhirnya kita melakukan apa yang disarankan dokter", jelas Tiar. Kulihat air mata yang menetes di wajah sahabatku itu.
Satu minggu kemudian, Ditho akhirnya sadar dari komanya. kami semua senang, tapi ternyata apa yang dokter katakan ternyata terjadi, Ditho tidak mengenali kami. Dia histeris Mi, dia shoke sekali pada saat itu. Kulihat mama hanya bisa menangis melihat keadaan anak laki-laki satu-satunya itu. Satu tahun kemudian dari kejadian itu. Ingatan ditho sudah mulai terbangun. Tapi sayang ternyata kenangan ku dengannya tak ada satupun yang melekat di ingatannya. Walau mama sudah juga berusaha untuk membantu Ditho mengingatku, tapi semuanya nihil Mi. Sampai akhirnya Ditho memutuskan untuk melanjutkan pengobatannya ke Jepang.
Aku sangat mencintai Ditho Mi, aku akan selalu menunggunya sampai ia bisa mengingatku. Hanya dia pangeranku.... dan sekarang dia telah kembali Mi setelah dua tahun aku menantinya kembali dari Jepang.
Aku tak bisa berkomentar lagi, kulihat sahabatku itu sudah menangis terisak-isak, dan lirih Lagu Menjaga Hati dari Yovie and the nuno dari radio menghanyutkan kami dalam kebisuan dan pemikiran kami masing-masing sampai akhirnya tiba di kantor.
Ku ikuti langkah Tiar yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. "Ada apa Tiar?", aku pun bertanya karena tak kuat menahan penasaran oleh tingkah aneh sahabatku itu pagi ini. Tiar tak menjawabku, malah langkahnya semakin cepat menuruni anak tangga menuju lantai dasar.
Tiar berjalan terus dan akhirnya berhenti di parkiran. Aku masih merasa bingung, dan kembali bertanya kenapa aku diajak ke tempat ini. "Lihat itu!", Tiar berbisik kepada ku sambil menunjuk tangannya ke ke dua orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengan asik. "Memang kenapa dengan mereka?", tanyaku semakin tidak mengerti. "Kamu lihat yang memakai kemeja abu-abu itu, dia Ditho, Mi", jawabnya. "Ditho siapa?", aku semakin tidak mengerti.
"Pangeranku kembali", terang Tiar yang membuat aku semakin tak mengerti. Ku lihat raut wajah Tiar sangat khusuk memperhatikan laki-laki yang dia sebut pangerannya tersebut sampai akhirnya laki-laki itu menaiki mobilnya dan keluar dari pelataran parkir."Oh, God!", si hitam kumat lagi, dia berhenti tiba-tiba tanpa aku sendiri tahu apa sebabnya. "Bagaimana ini?", gumamku sambil melihat cakrawala sore telah menampakkan sinar kuning keemasannya menuju pekatnya malam. Ku dorong sepeda motorku itu perlahan-lahan menyusuri jalan A.Yani. dan tiba-tiba, "Perlu bantuan?", ku dengar suara yang keluar dari sebuah sedan biru yang menghampiriku.Kucari wajah darimana suara itu berasal, "Ya ampun, Ditho???", tanya ku sambil terbelalak melihatnya wajah pangerannya Tiar di parkiran pagi tadi ada di depanku sekarang.
"Kamu kenal aku?", Ditho bertanya heran kepadaku. "Ya, kamu temannya Tiar kan?", jawabku sambil balik melontarkan tanya kepadanya. "Tiar? maksudnya?", kulihat raut bingung yang terpancar dari muka yang cukup tampan itu. Akhirnya, kita sedikit berbincang-bincang, sambil ku lihat Ditho berusaha memperbaiki si hitam. "Kenapa Ditho tidak mengenal Tiar?", gumamku dalam hati menyimpulkan dari perbincangan kami itu.
Sampai juga aku di kost-an ku, "Untung saja ada Ditho", gumamku sambil merebahkan tubuhku yang terasa penat di tempat tidur. "Pikiranku kembali melayang ke Tiar, "kenapa Tiar menyebut Ditho pangerannya sedangkan Ditho sendiri tidak tahu siapa dia?", dan pertanyaan itu ternyata menjadi penutup pemikiranku menghantarkan ke dunia bawah sadarku malam itu.
"Hello Ladies!!", suara cempreng Tiar memecahkan konsentrasi dari pekerjaanku. "Makan siang dulu yuuk, dah jam dua belas lewat neeh...", ajaknya. "Oke deh, kemana kita?", tanyaku pada sahabatku yang rada centil ini. "Martabak HAR aja yuuk, kangen neeh", jawabnya sambil tertawa-tawa.
Akhirnya, sampai juga kami di Rumah Makan Martabak HAR yang berada tepat di depan Masjid Agung Palembang ini. Baunya yang sedap, membuat kami tak sabar menantinya tiba di hadapan kami. Sambil menunggu, kami menghirup teh botol yang telah kami pesan dahulu sambil mengobrol. "Hai Ami!", kami dikejutkan suara laki-laki yang telah ada di depan kami itu. "Boleh gabung?", tanya Ditho sang empunya suara yang di jawab dengan anggukkan pelan kami berdua.
"Kenalkan, aku Ditho?", suara Ditho memecahkan keheningan yang terjadi sambil mengulurkan tangannya kepada Tiar. "A..Aku Tiar...", sambut Tiar dengan terbatah-batah. "Tiar?", nada suara Ditho bertanya sambil melirik ke arahku. "Iya Tiar, yang aku ceritakan kemarin", jawabku dengan sedikit bingung dengan situasi yang berlangsung ini.
Sambil menikmati Martabak HAR yang telah terhidang, aku memperhatikan gerak-gerik Tiar yang sangat tidak biasa itu. "Kemana tenggelam cerewetnya sahabatku itu?" tanya ku dalam hati.
"Mi, kamu kenal Ditho?", tanya Tiar ketika dalam perjalanan pulang ke kantor. Aku kemudian menceritakan kejadian kemarin sore kepada sahabatku itu. "Kenapa Ditho tidak mengenal mu Tiar?", akhirnya aku menanyakan juga pertanyaan yang sudah lama sekali ingin kutanyakan kepada sahabatku itu. Kulihat Tiar hanya tersenyum sambil melihatku mengemudikan baleno putihnya itu.
"Aku mengenal Ditho dari kuliah dulu Mi, kita beda fakultas", Tiar akhirnya bersuara setelah beberapa menit kita terhanyut dalam keheningan. "Hubungan kami sangat indah, Mi kita berniat untuk segera bertunangan setelah wisuda. hingga akhirnya ketika saatnya kita diwisuda, aku mendengar kabar kalau Ditho mengalami kecelakaan, dia tak pernah datang di hari wisudanya Mi. Aku langsung menuju rumah sakit setelah acara wisuda-an selesai. Tiga malam aku dan keluarga Ditho menungguinya koma di ruang UGD, sampai akhirnya dokter menyarankan untuk melakukan operasi karena ada pembuluh saraf di kepala Ditho yang ternyata menjadi penyebab koma nya tersebut. Tapi, kita diberi pilihan yang sulit Mi, kata dokter kalau operasi pebuluh saraf tersebut dilakukan, dapat menyebabkan sebagian ingatan Ditho akan terhapus. Tidak ada pilihan Mi, akhirnya kita melakukan apa yang disarankan dokter", jelas Tiar. Kulihat air mata yang menetes di wajah sahabatku itu.
Satu minggu kemudian, Ditho akhirnya sadar dari komanya. kami semua senang, tapi ternyata apa yang dokter katakan ternyata terjadi, Ditho tidak mengenali kami. Dia histeris Mi, dia shoke sekali pada saat itu. Kulihat mama hanya bisa menangis melihat keadaan anak laki-laki satu-satunya itu. Satu tahun kemudian dari kejadian itu. Ingatan ditho sudah mulai terbangun. Tapi sayang ternyata kenangan ku dengannya tak ada satupun yang melekat di ingatannya. Walau mama sudah juga berusaha untuk membantu Ditho mengingatku, tapi semuanya nihil Mi. Sampai akhirnya Ditho memutuskan untuk melanjutkan pengobatannya ke Jepang.
Aku sangat mencintai Ditho Mi, aku akan selalu menunggunya sampai ia bisa mengingatku. Hanya dia pangeranku.... dan sekarang dia telah kembali Mi setelah dua tahun aku menantinya kembali dari Jepang.
Aku tak bisa berkomentar lagi, kulihat sahabatku itu sudah menangis terisak-isak, dan lirih Lagu Menjaga Hati dari Yovie and the nuno dari radio menghanyutkan kami dalam kebisuan dan pemikiran kami masing-masing sampai akhirnya tiba di kantor.
cerpen " kenang-kenangan di kala hujan "
Dalam keheningan malam,aku terdiam membisu,teringat aku akan kenangan
dua tahun lalu, saat kita masih bersama terbius dalam lakon kisah
klasik masa remaja yang indah.
Entahlah apa yang terjadi, tiap kali aku melihat bintang, aku seperti melihat pancaran sinar matamu yang berhasil menggodaku terjebak dalam kesalahan termanis. Yah! Mencintaimu adalah kesalahan bagiku, namun mencintaimu adalah dosa terindah yang pernah kuperbuat.
Entah apa yang ada dalam pikiranku, tiap kali kumelihat sinar matamu, maka tiap kali juga aku melihat fatamorgana surga yang sebenarnya adalah neraka.
“Tidak ini tidak boleh terjadi”,bisik malaikat dalam hati yang mencoba menyadarkanku Aku sendiri yang telah membuat keadaan seperti ini. Aku sendiri yang telah menjodohkanmu dengan sahabatku. Hingga akhirnya misi ini berhasil, tiba-tiba kau datang padaku dengan mengucap kata cinta yang berhasil membuatku melayang tinggi. Higga akhirnya aku sadar dan terjatuh kembali.
Seharusnya kata cinta itu bukan buatku, seharusnya kau ucap itu untuk sahabatku. Yah, untuk sahabatku, Maya. Dia lebih berhak, Pengorbanannya untukmu lebih besar, bahkan mungkin dialah yang lebih bisa membuat harimu lebih berwarna dengan kehangatan dan kelembutan yang dia miliki. Kenapa kau ucapkan kata itu untukku? Tak sepantasnya aku mendengar kata cinta itu darimu.“Nur,kenapa kau diam?Kau tak suka denganku. Aku tahu kau selalu berusaha mendekatkanku dengan sahabatmu itu, tapi Nur, bukan dia yang aku mau”,tuturnya penuh dengan kelembutan.
“Kenapa,?”tanyaku mencoba mencari tahu alasannya.
“Kenapa kau bilang? Bukannya dari dulu kita sudah saling mengenal. Aku lebih mengenalmu daripada Maya dan aku lebih suka kepribadianmu daripada Maya. Sebelum kau mempertemukanku dengan Maya, aku sudah jatuh hati padamu Nur,hingga akhirnya kau mencoba untuk mendekatkanku dengan Maya. Aku pikir jika aku dekat dengan Maya, aku akan memiliki banyak kesempatan untuk melihat senyummu bahkan membuatmu jatuh hati.
Tapi sayang sekali, dugaanku ternyata salah, tak sedikitpun kau menoleh padaku. Bahkan kau selalu berusaha membuat waktu agar aku dan Maya bisa jalan berdua..” Mendengar kata-kata emosional dari Ardian, lelaki yang berusaha aku jodohkan dengan sahabatku Maya membuatku terdiam seribu bahasa. Tak sepatah katapun bisa aku lontarkan untuk membalas pernyataan yang berhasil membuatku kalah telak. “Kenapa kau lagi-lagi diam Nur, ayo jawab pertanyaanku Nur. Kenapa kau hanya diam Nur? Padahal kau tak pernah kalah dalam adu argumen, kau paling jago Nur kalau adu argumen. Tapi kenapa kali ini kau hanya diam? Ah! Mungkin kau benar-benar tak pernah menganggapku, ya sudahlah kalau begitu.” Ardian berlalu pergi sambil meninggalkan penyesalan dalam hati.
Andai saja kau tahu perasaanku yang sebenarnya. Andai saja kau ucapkan kata cinta itu dari dulu, sebelum Maya memintaku untuk menjadi perantara agar bisa dekat denganmu. Aku tak mungkin katakan yang sebenarnya . Pengorbanan Maya untukmu lebih besar daripada aku. Bahkan cinta Maya untukmu juga lebih besar. Sementara aku, aku tak pernah berbuat sedikitpun untuk menunjukan rasa sayang padamu. Lagipula, aku tak mungkin menghancurkan perasaan sahabatku sendiri. Aku yang telah membuat kalian lebih dekat. Hingga sahabatku Maya jatuh amat dalam pada perasaan cinta dan sayang untukmu Ardian. Seandainya aku bisa katakan semua ini dihadapanmu. Seandainya kau bisa mendengar langsung kenyataan ini. Kali ini, aku hanya bisa mengatakan kenyataan ini di bawah derasnya hujan agar kau tak bisa mendengarnya. Biarlah gemuruh petir dan derasnya hujan yang mendengarnya karena aku tak ingin melukai kalian. Aku tahu kau pasti bahagia dengannya. Aku yakin Maya pasti bisa memberikan kebahagiaandan warna yang cerah dalam harimu. Aku yakin itu.
Entahlah apa yang terjadi, tiap kali aku melihat bintang, aku seperti melihat pancaran sinar matamu yang berhasil menggodaku terjebak dalam kesalahan termanis. Yah! Mencintaimu adalah kesalahan bagiku, namun mencintaimu adalah dosa terindah yang pernah kuperbuat.
Entah apa yang ada dalam pikiranku, tiap kali kumelihat sinar matamu, maka tiap kali juga aku melihat fatamorgana surga yang sebenarnya adalah neraka.
“Tidak ini tidak boleh terjadi”,bisik malaikat dalam hati yang mencoba menyadarkanku Aku sendiri yang telah membuat keadaan seperti ini. Aku sendiri yang telah menjodohkanmu dengan sahabatku. Hingga akhirnya misi ini berhasil, tiba-tiba kau datang padaku dengan mengucap kata cinta yang berhasil membuatku melayang tinggi. Higga akhirnya aku sadar dan terjatuh kembali.
Seharusnya kata cinta itu bukan buatku, seharusnya kau ucap itu untuk sahabatku. Yah, untuk sahabatku, Maya. Dia lebih berhak, Pengorbanannya untukmu lebih besar, bahkan mungkin dialah yang lebih bisa membuat harimu lebih berwarna dengan kehangatan dan kelembutan yang dia miliki. Kenapa kau ucapkan kata itu untukku? Tak sepantasnya aku mendengar kata cinta itu darimu.“Nur,kenapa kau diam?Kau tak suka denganku. Aku tahu kau selalu berusaha mendekatkanku dengan sahabatmu itu, tapi Nur, bukan dia yang aku mau”,tuturnya penuh dengan kelembutan.
“Kenapa,?”tanyaku mencoba mencari tahu alasannya.
“Kenapa kau bilang? Bukannya dari dulu kita sudah saling mengenal. Aku lebih mengenalmu daripada Maya dan aku lebih suka kepribadianmu daripada Maya. Sebelum kau mempertemukanku dengan Maya, aku sudah jatuh hati padamu Nur,hingga akhirnya kau mencoba untuk mendekatkanku dengan Maya. Aku pikir jika aku dekat dengan Maya, aku akan memiliki banyak kesempatan untuk melihat senyummu bahkan membuatmu jatuh hati.
Tapi sayang sekali, dugaanku ternyata salah, tak sedikitpun kau menoleh padaku. Bahkan kau selalu berusaha membuat waktu agar aku dan Maya bisa jalan berdua..” Mendengar kata-kata emosional dari Ardian, lelaki yang berusaha aku jodohkan dengan sahabatku Maya membuatku terdiam seribu bahasa. Tak sepatah katapun bisa aku lontarkan untuk membalas pernyataan yang berhasil membuatku kalah telak. “Kenapa kau lagi-lagi diam Nur, ayo jawab pertanyaanku Nur. Kenapa kau hanya diam Nur? Padahal kau tak pernah kalah dalam adu argumen, kau paling jago Nur kalau adu argumen. Tapi kenapa kali ini kau hanya diam? Ah! Mungkin kau benar-benar tak pernah menganggapku, ya sudahlah kalau begitu.” Ardian berlalu pergi sambil meninggalkan penyesalan dalam hati.
Andai saja kau tahu perasaanku yang sebenarnya. Andai saja kau ucapkan kata cinta itu dari dulu, sebelum Maya memintaku untuk menjadi perantara agar bisa dekat denganmu. Aku tak mungkin katakan yang sebenarnya . Pengorbanan Maya untukmu lebih besar daripada aku. Bahkan cinta Maya untukmu juga lebih besar. Sementara aku, aku tak pernah berbuat sedikitpun untuk menunjukan rasa sayang padamu. Lagipula, aku tak mungkin menghancurkan perasaan sahabatku sendiri. Aku yang telah membuat kalian lebih dekat. Hingga sahabatku Maya jatuh amat dalam pada perasaan cinta dan sayang untukmu Ardian. Seandainya aku bisa katakan semua ini dihadapanmu. Seandainya kau bisa mendengar langsung kenyataan ini. Kali ini, aku hanya bisa mengatakan kenyataan ini di bawah derasnya hujan agar kau tak bisa mendengarnya. Biarlah gemuruh petir dan derasnya hujan yang mendengarnya karena aku tak ingin melukai kalian. Aku tahu kau pasti bahagia dengannya. Aku yakin Maya pasti bisa memberikan kebahagiaandan warna yang cerah dalam harimu. Aku yakin itu.
cerpen " Ilangnya senja "
Senja ini sangat sepi. Mentaripun akan kembali ke peraduannya. Tampaklah ilalang yang indah bergoyang disiul angin.
"Sendiri saja dek Kinan ?".
Ucapan Alfa mengagetkan seketika lamunan Kinanti yang asyik memandangi matahari terbenam.
"Kak Alfa ?!"
Kinanti tersenyum membalikkan badan kepada Alfa yang telah berdiri di belakangnya.
"Sudah lama berdiri disitu Kak ?".
"Aku baru saja tiba dek. Kelihatannya lagi asyik nih".
Ungkap Alfa sedikit menggoda.
"Ayo duduk Kak."
Kinanti bergeser dari posisinya.
"Inilah kebiasaan aku Kak. Aku sering duduk sendiri disini hanya untuk melihat matahari terbenam".
Alfa menatap Kinanti dan duduk disampingnya.
"Tuh lihat indah banget kan Kak ?".
Ujar Kinanti kemudian sambil menunjukkan matahari yang sudah berwarna orange akan tenggelam.
"Iya. Indah banget. Dek Kinan gak ikut ayah ke Bandung ?".
Tanya Alfa sambil menggoyang-goyangkan ilalang disampingnya.
"Ayah kan mau kerja Kak di bandung, masak aku ikut. Nah kalau untuk bertamasya aku pasti ikut".
Jawab Kinanti lembut.
"Aku punya tempat yang indah yang ingin aku tunjukkan padamu. Itupun kalau Dek Kinan gak merasa keberatan aku ajak kesana".
"Dimana itu Kak ?"
"Rahasia dong. Kalau dek Kinan bersedia, aku antar deh kesana."
Gumam Alfa.
"Gimana setuju nggak ?".
Lanjut Alfa.Kinanti yang sedari tadi terus memandangi matahari terbit, pandangannya beralih menuju Alfa sesosok lelaki yang selalu menemaninya di kala masih kecil hingga saat ini.
"Oke. Aku setuju".
Kinantipun bangkit dari tempat duduknya dan mengangkat genggaman tangannya.
"Yuk.. Kita pergi sekarang".
Ujar Alfa menggenggam tangan Kinanti dan mengajaknya pergi menaiki sepeda mustangnya". Mereka tampak menikmati suasana sore kala itu. Alfa terus menggoes sepedanya sedangkan Kinanti asyik bernyanyi di boncengan Alfa.
"Jangan lagu itu dong dek. bosan dengernya, yang ceria dong lagunya".
Protes Alfa begitu mendengar Kinanti menyanyikan lagu Opick(Tombo Ati).
"Kak Alfa suka lagu apa ? Biar aku nyanyiin sekalian".
Ucap Kinanti di belakang.
"Gimana kalo lagu D'masiv ?" tawar Alfa yang kemudian membunyikan klakson sepedanya begitu ada orang yang menyapa mereka di tengah perjalanan.
"Kriiing...".
Begitulah suara klakson sepedanya. Maklumlah sepeda jaman dahulu kala.
"Kak Alfa suka musik pop ya ?. Gimana kalau aku nyanyiin lagu Ungu saja Kak !".
"Pas banget. Dek Kinan juga suka lagu itu ya ?".
Tanya Alfa tersenyum saat didengarnya Kinanti mulai bernyanyi. Menyanyikan lagu Ungu (Cinta Dalam Hati).Alfa membelokkan sepedanya ke arah dimana danau mini berada.
"Sudah sampai dek".
Ucap Alfa memberhentikan sepedanya. Keringat telah membasahi sebagian tubuhnya.
"Inilah tempat yang ingin aku tunjukkan padamu dek".
Ujar Alfa tersenyum bahagia."Mana sawerannya Mas ?".
Seru Kinanti mengangkat kedua telapak tangannya di depan Alfa.
"Haha... Kamu itu lucu juga ya dek".
Alfa mengusut-ngusut rambut Kinanti.Kinantipun mambalas senyuman hangat Alfa.
"Ini tempatnya Kak ?"
Tanya Kinanti dengan raut wajah tak suka.
"Kok cemberut. Tempatnya jelek ya ? dek Kinan gak suka ya ?".
Ungkap Alfa yang mengelapi keringat di wajahnya.Kinanti memutar-mutar bola matanya dan memainkan bibirnya.
"Kok gitu dek ?".
Alfa sepertinya mulai resah karena Kinanti tidak menyukkai tempat yang dianggapnya indah itu.
"Hmmm...".
Kinanti menarik nafasnya dan segera menghembuskannya.
"Ya sudah kalo dek Kinan gak suka. Aku tunjukin tempat yang lain yang gak kalah indahnya, gimana ?".
Alfa menawarkan opsi lain.
"Siapa bilang gak suka... Aku tuh nyaman lagi kak disini. Makasih ya sudah ngajak aku kesini".
Kinanti berlari menuju tepi danau dan menainkan sedikit air danaunya.
"Sekarang kamu sudah pandai menjahili aku ya dek".
Ungkap Alfa yang kemudian mengejar Kinanti.Mereka berbasah-basahan bermain air, padahal hari sudah semakin larut. bak anak kecil saja mereka. Sangat bahagia begitu melihat air dan bermain-main bersamanya.Sepuluh menit kemudian terdengar suara adzan maghrib berkumandang. Alfa dan Kinantipun mengakhiri permainannya dan kembali menaiki sepeda Alfa untuk segera pulang dan membersihkan tubuh mereka. *****
"Kinan... kamu kemana saja ? kemarin sore aku main ke rumahmu tapi kamunya gak ada. Aku mencarimu ke tempat biasa pun gak ada. Kemana sih kamu ?".
Gerutu Isna.
"Kemarin tuh emang bener aku lagi di tempat biasa tapi begitu ada kak Alfa, diajaknyalah aku ke suatu tempat".
Jawab Kinanti."Kemana Nan ? asyik nih diajak main bareng kak Alfa. wiiit...wiiiiww...".
Ungkap Isna bersemangat dan bersiul-siul bagitu mendengar nama Alfa.
"Apaan sih kamu.. emang dari dulu aku sudah temenan sama kak Alfa, so gak ada yang aneh dong". Jelas Kinanti.
"Hehe.. iya,, aku lupa". Ucap Isni cengengesan.
"Oh ya, Nan. si Andri juga nyariin kamu terus tuh dari kemarin. serem aku ngelihatnya. udah kayak berandalan aja sekarang gayanya".
"Ngapain dia nyari aku ? aku juga takut dengan dia Is".
"Ya sudah. kamu jadian aja sama Kak Alfa. sebelum si Andri ngajak kamu nikah".
"APA ?! NIKAH ?". kamu jangan sembarangan gitu dong Is sama aku. lagian mana mungkin coba, aku kan gak pernah ngasih dia peluang".
"Sendiri saja dek Kinan ?".
Ucapan Alfa mengagetkan seketika lamunan Kinanti yang asyik memandangi matahari terbenam.
"Kak Alfa ?!"
Kinanti tersenyum membalikkan badan kepada Alfa yang telah berdiri di belakangnya.
"Sudah lama berdiri disitu Kak ?".
"Aku baru saja tiba dek. Kelihatannya lagi asyik nih".
Ungkap Alfa sedikit menggoda.
"Ayo duduk Kak."
Kinanti bergeser dari posisinya.
"Inilah kebiasaan aku Kak. Aku sering duduk sendiri disini hanya untuk melihat matahari terbenam".
Alfa menatap Kinanti dan duduk disampingnya.
"Tuh lihat indah banget kan Kak ?".
Ujar Kinanti kemudian sambil menunjukkan matahari yang sudah berwarna orange akan tenggelam.
"Iya. Indah banget. Dek Kinan gak ikut ayah ke Bandung ?".
Tanya Alfa sambil menggoyang-goyangkan ilalang disampingnya.
"Ayah kan mau kerja Kak di bandung, masak aku ikut. Nah kalau untuk bertamasya aku pasti ikut".
Jawab Kinanti lembut.
"Aku punya tempat yang indah yang ingin aku tunjukkan padamu. Itupun kalau Dek Kinan gak merasa keberatan aku ajak kesana".
"Dimana itu Kak ?"
"Rahasia dong. Kalau dek Kinan bersedia, aku antar deh kesana."
Gumam Alfa.
"Gimana setuju nggak ?".
Lanjut Alfa.Kinanti yang sedari tadi terus memandangi matahari terbit, pandangannya beralih menuju Alfa sesosok lelaki yang selalu menemaninya di kala masih kecil hingga saat ini.
"Oke. Aku setuju".
Kinantipun bangkit dari tempat duduknya dan mengangkat genggaman tangannya.
"Yuk.. Kita pergi sekarang".
Ujar Alfa menggenggam tangan Kinanti dan mengajaknya pergi menaiki sepeda mustangnya". Mereka tampak menikmati suasana sore kala itu. Alfa terus menggoes sepedanya sedangkan Kinanti asyik bernyanyi di boncengan Alfa.
"Jangan lagu itu dong dek. bosan dengernya, yang ceria dong lagunya".
Protes Alfa begitu mendengar Kinanti menyanyikan lagu Opick(Tombo Ati).
"Kak Alfa suka lagu apa ? Biar aku nyanyiin sekalian".
Ucap Kinanti di belakang.
"Gimana kalo lagu D'masiv ?" tawar Alfa yang kemudian membunyikan klakson sepedanya begitu ada orang yang menyapa mereka di tengah perjalanan.
"Kriiing...".
Begitulah suara klakson sepedanya. Maklumlah sepeda jaman dahulu kala.
"Kak Alfa suka musik pop ya ?. Gimana kalau aku nyanyiin lagu Ungu saja Kak !".
"Pas banget. Dek Kinan juga suka lagu itu ya ?".
Tanya Alfa tersenyum saat didengarnya Kinanti mulai bernyanyi. Menyanyikan lagu Ungu (Cinta Dalam Hati).Alfa membelokkan sepedanya ke arah dimana danau mini berada.
"Sudah sampai dek".
Ucap Alfa memberhentikan sepedanya. Keringat telah membasahi sebagian tubuhnya.
"Inilah tempat yang ingin aku tunjukkan padamu dek".
Ujar Alfa tersenyum bahagia."Mana sawerannya Mas ?".
Seru Kinanti mengangkat kedua telapak tangannya di depan Alfa.
"Haha... Kamu itu lucu juga ya dek".
Alfa mengusut-ngusut rambut Kinanti.Kinantipun mambalas senyuman hangat Alfa.
"Ini tempatnya Kak ?"
Tanya Kinanti dengan raut wajah tak suka.
"Kok cemberut. Tempatnya jelek ya ? dek Kinan gak suka ya ?".
Ungkap Alfa yang mengelapi keringat di wajahnya.Kinanti memutar-mutar bola matanya dan memainkan bibirnya.
"Kok gitu dek ?".
Alfa sepertinya mulai resah karena Kinanti tidak menyukkai tempat yang dianggapnya indah itu.
"Hmmm...".
Kinanti menarik nafasnya dan segera menghembuskannya.
"Ya sudah kalo dek Kinan gak suka. Aku tunjukin tempat yang lain yang gak kalah indahnya, gimana ?".
Alfa menawarkan opsi lain.
"Siapa bilang gak suka... Aku tuh nyaman lagi kak disini. Makasih ya sudah ngajak aku kesini".
Kinanti berlari menuju tepi danau dan menainkan sedikit air danaunya.
"Sekarang kamu sudah pandai menjahili aku ya dek".
Ungkap Alfa yang kemudian mengejar Kinanti.Mereka berbasah-basahan bermain air, padahal hari sudah semakin larut. bak anak kecil saja mereka. Sangat bahagia begitu melihat air dan bermain-main bersamanya.Sepuluh menit kemudian terdengar suara adzan maghrib berkumandang. Alfa dan Kinantipun mengakhiri permainannya dan kembali menaiki sepeda Alfa untuk segera pulang dan membersihkan tubuh mereka. *****
"Kinan... kamu kemana saja ? kemarin sore aku main ke rumahmu tapi kamunya gak ada. Aku mencarimu ke tempat biasa pun gak ada. Kemana sih kamu ?".
Gerutu Isna.
"Kemarin tuh emang bener aku lagi di tempat biasa tapi begitu ada kak Alfa, diajaknyalah aku ke suatu tempat".
Jawab Kinanti."Kemana Nan ? asyik nih diajak main bareng kak Alfa. wiiit...wiiiiww...".
Ungkap Isna bersemangat dan bersiul-siul bagitu mendengar nama Alfa.
"Apaan sih kamu.. emang dari dulu aku sudah temenan sama kak Alfa, so gak ada yang aneh dong". Jelas Kinanti.
"Hehe.. iya,, aku lupa". Ucap Isni cengengesan.
"Oh ya, Nan. si Andri juga nyariin kamu terus tuh dari kemarin. serem aku ngelihatnya. udah kayak berandalan aja sekarang gayanya".
"Ngapain dia nyari aku ? aku juga takut dengan dia Is".
"Ya sudah. kamu jadian aja sama Kak Alfa. sebelum si Andri ngajak kamu nikah".
"APA ?! NIKAH ?". kamu jangan sembarangan gitu dong Is sama aku. lagian mana mungkin coba, aku kan gak pernah ngasih dia peluang".
cerpen " Di bawah senyuman hujan "
Waahh...ternyata aku terlalu asyik
mengerjakan beberapa kerjaan kantorku, sampai-sampai aku tidak sadar
kalau diluar sana telah turun hujan deras. Ups!! spontan aku melongo
kearah luar , ku hentikan jari-jariku yang dari tadi sibuk
memencet-mencet tombol komputerku. Dan mulailah kedua tanganku menopang
daguku. Ku lihatin air hujan yang terus menerus turun dari langit
itu...dan ku resapi setiap detakan suara yang keluar dari hujan itu.
Subhanallah.... suara hujan itu menenangkan fikiranku. Dan masih dalam
tatapan kagumku.... aku tersenyum tersipu malu, tiba -tiba saja hatiku
berujar...aahhh....hujan itu telah mengingatkanku tentang perjalanan
kasih aku dan dia. Waktu itu.... tepatnya hari weekend, kami berdua
menyempatkan diri untuk berjalan-jalan walau hanya sekedar reflesing
alias cuci mata. Tanpa terasa waktu terus berlalu dan mengharuskan kami
untuk segera pulang. Taaapiii.... setibanya kami didepan pintu keluar,
eehh...ternyata diluar hujan deras.
Kami pun saling berpandangan seolah-olah mata kami saling memberikan isyarat,
"o..o..hujan...kayak mana kita mau pulang yach..??".
Dengan sabar kami pun menunggu hujan itu reda sambil bercerita hal-hal yang lucu. Akhirnya hujan pun reda juga, dan kami segera beranjak dari tempat itu dan kembali pulang. Selang beberapa hari kemudian setiap kali kami jalan berdua..selalu saja hujan turun, bahkan saat kami berada tepat ditengah jalan yang kami lalui. Mau tidak mau akhirnya kami pun kebasahan. Ternyata aku maupun dia, kami sama-sama menyimpan pertanyaan yang sama pula,
"kenapa yach...setiap kita jalan berdua... pasti selalu saja turun hujan".
Sampailah pada suatu hari, dimana dia akan melaksanakan sidang skripsinya, dia memintaku datang untuk melihat dan memberi semangat padanya. Waktu itu hari begitu terik, seakan-akan matahari tepat berada diatas kepalaku. Dengan langkah cepat aku pergi kekampusnya berharap aku tidak ketinggalan melihatnya mepresentasikan skripsinya. Sampailah aku disana, dengan tersenyum kecil aku menoleh kearahnya berisyarat....
"ayo cynk..semangat...kamu pasti bisa".
Tak terasa hari semakin sore, namun kegiatan itu belum juga berakhir bahkan akan disambung lagi setelah magrib. Entah kenapa... mataku ingin menatap langit sore itu. Waaahh...ternyata langit sudah mendung, hhhmm...sepertinya akan turun hujan lagi, fikirku". Bergegas ku menghampirinya dan berkata,
"masih lama lagi yach cynk???sepertinya bakalan hujan lagi hari ini, dan bisa-bisa kita kehujanan lagi pulangnya".
Dia justru membalas dengan senyuman genit, dan malah menggoda ku dengan kata-kat,
"tenang cyg..kan ada payung cinta kita, hhmm..tapi suka kan kalau hujan-hujan..biar bisa sekalian mandi hujan, iya kan???".
Spontan saja wajahku memerah kayak tomat. Magrib pun selesai dan kegiatan dilanjutkan kembali. Satu persatu pesertanya maju dan akhirnya selesai juga. Taaapii...tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tak lama kemudian suara hujan menyusul. Semua orang yang ada disana pada mengomel-ngomel sendiri karena hujan turun disaat semuanya hendak pulang kerumah masing-masing. Tuh kan...beneran turun lagi hujannya, gumamku. Yaahh...sekali lagi mau tak mau kami pun menunggu hujan itu reda. Satu jam, dua jam, dan tiga jam berlalu, hujan itu belum juga reda, sementara malam semakin larut. Akhirnya kami sepakat untuk tetap pulang dengan menerobos hujan itu. kami berlari meninggalkan kampus itu menuju persimpangan untuk menunggu angkot yang akan kami naiki (maklum..saat itu kami belum punya kereta...hihihi).
Kami pun saling berpandangan seolah-olah mata kami saling memberikan isyarat,
"o..o..hujan...kayak mana kita mau pulang yach..??".
Dengan sabar kami pun menunggu hujan itu reda sambil bercerita hal-hal yang lucu. Akhirnya hujan pun reda juga, dan kami segera beranjak dari tempat itu dan kembali pulang. Selang beberapa hari kemudian setiap kali kami jalan berdua..selalu saja hujan turun, bahkan saat kami berada tepat ditengah jalan yang kami lalui. Mau tidak mau akhirnya kami pun kebasahan. Ternyata aku maupun dia, kami sama-sama menyimpan pertanyaan yang sama pula,
"kenapa yach...setiap kita jalan berdua... pasti selalu saja turun hujan".
Sampailah pada suatu hari, dimana dia akan melaksanakan sidang skripsinya, dia memintaku datang untuk melihat dan memberi semangat padanya. Waktu itu hari begitu terik, seakan-akan matahari tepat berada diatas kepalaku. Dengan langkah cepat aku pergi kekampusnya berharap aku tidak ketinggalan melihatnya mepresentasikan skripsinya. Sampailah aku disana, dengan tersenyum kecil aku menoleh kearahnya berisyarat....
"ayo cynk..semangat...kamu pasti bisa".
Tak terasa hari semakin sore, namun kegiatan itu belum juga berakhir bahkan akan disambung lagi setelah magrib. Entah kenapa... mataku ingin menatap langit sore itu. Waaahh...ternyata langit sudah mendung, hhhmm...sepertinya akan turun hujan lagi, fikirku". Bergegas ku menghampirinya dan berkata,
"masih lama lagi yach cynk???sepertinya bakalan hujan lagi hari ini, dan bisa-bisa kita kehujanan lagi pulangnya".
Dia justru membalas dengan senyuman genit, dan malah menggoda ku dengan kata-kat,
"tenang cyg..kan ada payung cinta kita, hhmm..tapi suka kan kalau hujan-hujan..biar bisa sekalian mandi hujan, iya kan???".
Spontan saja wajahku memerah kayak tomat. Magrib pun selesai dan kegiatan dilanjutkan kembali. Satu persatu pesertanya maju dan akhirnya selesai juga. Taaapii...tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tak lama kemudian suara hujan menyusul. Semua orang yang ada disana pada mengomel-ngomel sendiri karena hujan turun disaat semuanya hendak pulang kerumah masing-masing. Tuh kan...beneran turun lagi hujannya, gumamku. Yaahh...sekali lagi mau tak mau kami pun menunggu hujan itu reda. Satu jam, dua jam, dan tiga jam berlalu, hujan itu belum juga reda, sementara malam semakin larut. Akhirnya kami sepakat untuk tetap pulang dengan menerobos hujan itu. kami berlari meninggalkan kampus itu menuju persimpangan untuk menunggu angkot yang akan kami naiki (maklum..saat itu kami belum punya kereta...hihihi).
Baju kami basah, badanku mulai
menggigil, dan dingin semakin mencekam. Lama kami menunggu, belum juga
ada angkot yang lewat. Hujan pun semakin deras, kami berdiri merapat,
dengan jaket yang basah dia tetap memberi alas kepalaku, dan dia
merangkulku hangat. Saat itu yang bisa kami lakukan hanya senyum-senyum,
tertawa-tawa, dan sesekali saling mengejek. Sesaat kami terdiam dibawah
senyuman hujan, menghitung berapa kali kami sering kehujanan. Tiba-tiba
saja dia tertawa kecil, samar-samar ku dengar dia berucap "UTJAN".
Aku memandanginya lalu bertanya apa artinya. Kemudian dia menjelaskan, UTJAN itu adalah HUJAN. Karena kita berdua sering kehujanan, jadi nama itu saya hadiahkan untuk cyg. Berharap saat memanggil nama itu, semua kenangan harini tidak pernah terlupakan, saat kita berdiri kedinginan dibawah senyuman hujan serta terciptanya nama UTJAN. Angkot yang kami tunggu pun akhirnya datang, dan kami segera pulang.
Aku memandanginya lalu bertanya apa artinya. Kemudian dia menjelaskan, UTJAN itu adalah HUJAN. Karena kita berdua sering kehujanan, jadi nama itu saya hadiahkan untuk cyg. Berharap saat memanggil nama itu, semua kenangan harini tidak pernah terlupakan, saat kita berdiri kedinginan dibawah senyuman hujan serta terciptanya nama UTJAN. Angkot yang kami tunggu pun akhirnya datang, dan kami segera pulang.
Cerpen
AKU DAN WARNA
Ada warna di bagian kelam hatimu,
Logika sekali kadang warna bisa mengubah kita menjadi bukan diri kita
sendiri, warna indahnya tiada nilai. Karena warna kota tak akan pernah
mati suri, dan seperti wanita yang suka menggunakan warna untuk menutupi
kebohongan fisiknya seperti pria yang suka menjadikan warna untuk
mengawali satu penipuan untuk pasangan hidupnya, kadang warna bisa
dipadu menjadi apa saja, Namun warna juga lah yang sekarang membuat
hari-hari menjadi sangat berbeda.”Bukan ini yang aku minta dari hubungan
ini, terpenjara dalam ruang sepi dan harus terharu jika melihat orang
lain berbahagia dalam indahnya regukan rasa.
Kita
memang berada di dunia yang berbeda. Namun aku selalu memperhatikan mu,
dari bangun mu hingga tidurmu bahkan saat malam aku masih terus
menjagamu, apakah kau pernah merasakanya?..Tapi aku merasakanya,
buktinya aku selalu melihat berjuntai air mata yang selalu jatuh
berderai disetiap malam panjangmu, lupakan aku dari igauan mimpi burukmu
sayang, karena hampir tak pernah lelap tidurmu. Ya….setiap malam.
Salahkah jika aku memutuskan mu, karena aku nggak mampu menjaga hubungan
indah ini. Plis sayang aku sudah sangat merelakanmu, pergi dan
terbanglah masih banyak pangeran yang ingin merasakan getar hati yang
paling dalam di dasar jiwamu, demi Allah aku rela.Sayang……
Pagi ini hari minggu , gerimis dari malam hingga pagi ini nggak mengubah niatmu untuk menuju ke daerah yang kamu anggap adalah tempat paling istimewa untuk melepas rindu. Mungkin niatmu hanya sekedar menjengukku, bertanya kabar, apakah aku baik-baik saja disana atau sekedar melepas rasa sesal karena nggak hadir di acara yang mungkin special untukku., tapi tidak untukmu mu, Namun sebenarnya itu nggak terlalu penting sayang jangan berkorban untuk aku, aku yang pernah membuat hidupmu terpuruk dalam kebingungan dan kebimbangan. Aku sadar sekali, sangat sadar, dan aku hanya ingin melihat kamu bahagia sebelum aku menerima karma atas semua yang aku perbuat sebelumnya…Mmmm…..kamu biarkan baju yang kamu pakai basah karena rintik itu , baju yang serba hitam dengan tudung rambut yang sepertinya aku mengenalnya. Ya….kalau nggak salah aku yang memberinya di ulang tahun hubungan kita dulu yang kita jalani selama 2 tahun. Kamu memang sangat cantik kenapa aku melepaskan mu, seharusnya engkau tetap berada disisiku dan kita akan membangun masa depan cinta dengan penuh warna, karena kita memang sudah berikrar setelah aku dan kamu lulus sarjana dan ada pekerjaan mapan yang bisa aku banggakan buat kamu, aku akan mengikatmu dengan dua cincin yang di desaign sama. Khayalan tingkat tinggi ini mengingatkan aku dua bulan yang lalu tlah memutuskan dan membiarkan jiwamu gelandangan mencari kepastian atas cintaku
“Lokasi Taman Merdeka Walk City”
Kamu duduk menunggu kedatanganku, karena melalui pembicaraan tadi malam aku tlah mengundangmu untuk datang disini, seperti biasa taman kota sangat menarik untuk insan-insan yang sedang jatuh cinta. Begitu juga kita yang sering menghabiskan akhir pekan disini, hanya untuk melepas penat karena padatnya waktu kita. Biasanya kita selalu bercengkrama disini sambil memesan gugali warna pink khas wanita kesukaanmu, dengan canda tawa dan sesekali kamu suka mengagetkanku, tapi tidak untuk hari ini.Setelah kedatanganku, aku mengambil jarak duduk denganmu, dengan wajah yang sedikit pucat aku masih mencoba tenang dan mulai kuucapkan kata-kata yang nggak sewajarnya aku lontarkan untuk seseorang se Ayu kamu…
“aku minta kita putus, karena ternyata ada wanita lain yang menarik perhatianku”
Seketika aku melihat raut wajahmu Shock dan aku langsung pergi membiarkanmu dalam sejuta pertanyaan atas keanehan sikap ku. Tapi aku tetap kuat, dengan sombongnya aku berlalu dari kamu, tanpa sedikitpun melihatmu dari belakang. Aku biarkan keegoisanku merajai segalanya .Aku biarkan kamu yang masih terduduk dengan bingungnya di taman itu, ya…..saat itu aku menjadi seorang yang terhebat didunia karena telah berani mengambil keputusan yang salah untuk, aku, kamu, keluargaku, dan keluargamu, tapi ketahuilah sayang sebenarnya jiwaku runtuh sesaat itu juga.
Pagi ini hari minggu , gerimis dari malam hingga pagi ini nggak mengubah niatmu untuk menuju ke daerah yang kamu anggap adalah tempat paling istimewa untuk melepas rindu. Mungkin niatmu hanya sekedar menjengukku, bertanya kabar, apakah aku baik-baik saja disana atau sekedar melepas rasa sesal karena nggak hadir di acara yang mungkin special untukku., tapi tidak untukmu mu, Namun sebenarnya itu nggak terlalu penting sayang jangan berkorban untuk aku, aku yang pernah membuat hidupmu terpuruk dalam kebingungan dan kebimbangan. Aku sadar sekali, sangat sadar, dan aku hanya ingin melihat kamu bahagia sebelum aku menerima karma atas semua yang aku perbuat sebelumnya…Mmmm…..kamu biarkan baju yang kamu pakai basah karena rintik itu , baju yang serba hitam dengan tudung rambut yang sepertinya aku mengenalnya. Ya….kalau nggak salah aku yang memberinya di ulang tahun hubungan kita dulu yang kita jalani selama 2 tahun. Kamu memang sangat cantik kenapa aku melepaskan mu, seharusnya engkau tetap berada disisiku dan kita akan membangun masa depan cinta dengan penuh warna, karena kita memang sudah berikrar setelah aku dan kamu lulus sarjana dan ada pekerjaan mapan yang bisa aku banggakan buat kamu, aku akan mengikatmu dengan dua cincin yang di desaign sama. Khayalan tingkat tinggi ini mengingatkan aku dua bulan yang lalu tlah memutuskan dan membiarkan jiwamu gelandangan mencari kepastian atas cintaku
“Lokasi Taman Merdeka Walk City”
Kamu duduk menunggu kedatanganku, karena melalui pembicaraan tadi malam aku tlah mengundangmu untuk datang disini, seperti biasa taman kota sangat menarik untuk insan-insan yang sedang jatuh cinta. Begitu juga kita yang sering menghabiskan akhir pekan disini, hanya untuk melepas penat karena padatnya waktu kita. Biasanya kita selalu bercengkrama disini sambil memesan gugali warna pink khas wanita kesukaanmu, dengan canda tawa dan sesekali kamu suka mengagetkanku, tapi tidak untuk hari ini.Setelah kedatanganku, aku mengambil jarak duduk denganmu, dengan wajah yang sedikit pucat aku masih mencoba tenang dan mulai kuucapkan kata-kata yang nggak sewajarnya aku lontarkan untuk seseorang se Ayu kamu…
“aku minta kita putus, karena ternyata ada wanita lain yang menarik perhatianku”
Seketika aku melihat raut wajahmu Shock dan aku langsung pergi membiarkanmu dalam sejuta pertanyaan atas keanehan sikap ku. Tapi aku tetap kuat, dengan sombongnya aku berlalu dari kamu, tanpa sedikitpun melihatmu dari belakang. Aku biarkan keegoisanku merajai segalanya .Aku biarkan kamu yang masih terduduk dengan bingungnya di taman itu, ya…..saat itu aku menjadi seorang yang terhebat didunia karena telah berani mengambil keputusan yang salah untuk, aku, kamu, keluargaku, dan keluargamu, tapi ketahuilah sayang sebenarnya jiwaku runtuh sesaat itu juga.
Sampai dirumah bendungan
perkasaku jatuh, mengalir dengan derasnya sampai seluruh keluargaku
kebingungan karena hilangnya kesadaranku. Ya…..bukanya aku meminta kamu
percaya dan menjadikan sebuah alasan karena aku telah memutuskanmu
secara sepihak. tapi aku menanggap inilah yang terbaik untuk kamu aku
dan kebersamaman kita nantinya.
“Lokasi Rumah sakit Elissabeth Medan”
Semua sibuk dan kebingungan….buru-buru mama menelpon rumah sakit. Sampai akhirnya Mobil ambulance datang dan membawa raga ringkihku menuju tempat ini. Ketahuilah sayang ternyata Kangker otak ini nggak bisa di ajak bermain-main senantiasa dan selalu mengambil alih setiap energi dan nutrisi yang masuk dalam tubuhku. Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengobatinya, beragai cara dan upaya sudah dilakukan tanpa bosan.Ya…penyakit ini sebenarnya sudah lama bersemayam di ragaku, kalau nggak salah sejak aku berumur 16 tahun kelas dua es-em-u. Aku berusaha menyembunyikan ini padamu sayang, aku takut kamu gundah, kamu marah, dan kamu malah jauh meninggalkan aku jika kamu tahu tentang ini.keluargaku sibuk menghubungi keluargamu, dan saat itu sebenarnya cemas sudah mulai melanda di sanubari ini, nafasku mulai tersengal-sengal, para dokter juga ikut kebingungan, mau mengoperasi aku secara dadakan atau membiarkan raga ringkihku terbaring lemah tak berdaya. Namun Saat itu juga aku biarkan rilex raga ini aku melihat ada dua mahluk datang menghampiri aku. Sambil memperhatikan sekelilingku, mama, papa, adik kembar kesayanganku yang imut, hingga akhirnya aku mulai mengeja dua kali masyahadat.
Dengan sekali tarikan napas panjang akhirnya aku bisa dengan mudah melepaskan, keluargaku, aku, kamu, motor bebek kesayangan ku, kemeja putih darimu, dan saat itu juga ruangan rumah sakit berisik sekali. Suara tangis menjadi satu, berbaur dan menghasilkan warna baru dalam perjalanan panjangku. Menunggu kepastian dihakimi karena aku berdosa tlah membiarkan peri secantik kamu sendirian di bumi ini. Huh…betapa sunyi disini apalagi tanpa kamu yang selalu mengisi hari-hari ku, membangunkan pagiku, mengingatkan makan malamku, menyembunyikan playstation kesayanganku, dan menemani aku melukis seharian.
“Lokasi Rumah kamu Jl. Setia Budi, Medan
”Kringgggg……..kring………..“hallo, Siapa ni?”
“ini mbak rita kan?. ini Sarah mbak, mama nya ardy, mbak ardy sudah nggak ada mbak sekarang kami ada di rumah sakit Elisabeth, barusan jam 10.00 ardy meninggal. “
“Semuanya kembali menjadi kepingan-kepingan warna, kabur dan hambar nggak ada yang tahu kalau pelukis alam sedang bingung menggoreskan kanvasnya, gambaran warna yang kontras menjadi kabur, mengecil dan mengilang di tiup angin malam ini”
Huh…warta dari mamaku tadi membangunkan seisi penghuni rumah kamu sayang, di ucap dan ditutur sedemikian rinci kata itu, dan dengan seksama kamu mendengarkannya. Sesaat kamu terdiam dan tanpa menunggu lama persendian penyanggah tubuhmu melemas dan hilang kesadaran mu..Tetap kuat lah sayang aku nggak pernah berpaling dari mu sebenarnya, Kulakukan ini semua semua agar nggak terlalu dalam luka yang tergores di dalamnya hatimu karena kepergianku. Karena setelah kejadian tadi siang mungkin ada sedikit benci di dada yang bisa membuat lupa dengan mudah lenyap. Apa aku salah ?..mungkin aku salah betapa jongkok nya fikirku, ternyata pendidikan tinggi yang ku sandang nggak membuat daya pikirku jadi dewasa. Namun sekali lagi apakah aku salah?...Aku bingung sekali sebelumnya, semuanya berkecamuk menjadi satu, di satu sisi aku nggak ingin melepaskanmu tapi takdir berkata lain yang di atas punya kuasa dari segalanya. Sekuat dan setabah aku menahan ini, tetap jawabanya nggak berhasil, bukan aku nggak percaya kamu, tapi semua ini kusembunyikan darimu karena aku nggak ingin ada air mata di retina coklat milikmu. Cukup aku yang merasakanya. Betapa sakit sekali akhir-akhir sebelum aku mengambil keputusan untuk meninggalkanmu. ***“
Terima kasih atas taburan bunga, dan doa-doa yang kau berikan mudah-mudahan bisa memuluskan dan meringankan langkahku menyebrangi jembatan shirottolmustaqim. Namun aku masih belum sanggup beranjak meninggalkanmu sebelum aku melihat seseorang mengucapkan ijab qabul karena telah meminang wanita setulus kamu, biarkan aku disini, menemanimu di rumah, dimakam, ditaman, dan dimanapun tempat yang bisa mengingatkan aku untuk kamu. Walau kau tak pernah merasaka kehadiranku, tapi setidaknya kamu merasakan betapa dalam cinta ini hingga aku tak sedikitpun membolehkan kau sedih jika mendengar betapa parahnya penyakitku dulu. Aku cinta kamu sayang, lepaskan, dan doakan aku disurga walau sebelumnya aku harus di neraka.“Semuanya sarat dengan warna, hiasan dan lukisan bergabung menaburkan irama sepi, sunyi, mereka semua bercerita tentang aku dan warna.”
“Lokasi Rumah sakit Elissabeth Medan”
Semua sibuk dan kebingungan….buru-buru mama menelpon rumah sakit. Sampai akhirnya Mobil ambulance datang dan membawa raga ringkihku menuju tempat ini. Ketahuilah sayang ternyata Kangker otak ini nggak bisa di ajak bermain-main senantiasa dan selalu mengambil alih setiap energi dan nutrisi yang masuk dalam tubuhku. Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengobatinya, beragai cara dan upaya sudah dilakukan tanpa bosan.Ya…penyakit ini sebenarnya sudah lama bersemayam di ragaku, kalau nggak salah sejak aku berumur 16 tahun kelas dua es-em-u. Aku berusaha menyembunyikan ini padamu sayang, aku takut kamu gundah, kamu marah, dan kamu malah jauh meninggalkan aku jika kamu tahu tentang ini.keluargaku sibuk menghubungi keluargamu, dan saat itu sebenarnya cemas sudah mulai melanda di sanubari ini, nafasku mulai tersengal-sengal, para dokter juga ikut kebingungan, mau mengoperasi aku secara dadakan atau membiarkan raga ringkihku terbaring lemah tak berdaya. Namun Saat itu juga aku biarkan rilex raga ini aku melihat ada dua mahluk datang menghampiri aku. Sambil memperhatikan sekelilingku, mama, papa, adik kembar kesayanganku yang imut, hingga akhirnya aku mulai mengeja dua kali masyahadat.
Dengan sekali tarikan napas panjang akhirnya aku bisa dengan mudah melepaskan, keluargaku, aku, kamu, motor bebek kesayangan ku, kemeja putih darimu, dan saat itu juga ruangan rumah sakit berisik sekali. Suara tangis menjadi satu, berbaur dan menghasilkan warna baru dalam perjalanan panjangku. Menunggu kepastian dihakimi karena aku berdosa tlah membiarkan peri secantik kamu sendirian di bumi ini. Huh…betapa sunyi disini apalagi tanpa kamu yang selalu mengisi hari-hari ku, membangunkan pagiku, mengingatkan makan malamku, menyembunyikan playstation kesayanganku, dan menemani aku melukis seharian.
“Lokasi Rumah kamu Jl. Setia Budi, Medan
”Kringgggg……..kring………..“hallo, Siapa ni?”
“ini mbak rita kan?. ini Sarah mbak, mama nya ardy, mbak ardy sudah nggak ada mbak sekarang kami ada di rumah sakit Elisabeth, barusan jam 10.00 ardy meninggal. “
“Semuanya kembali menjadi kepingan-kepingan warna, kabur dan hambar nggak ada yang tahu kalau pelukis alam sedang bingung menggoreskan kanvasnya, gambaran warna yang kontras menjadi kabur, mengecil dan mengilang di tiup angin malam ini”
Huh…warta dari mamaku tadi membangunkan seisi penghuni rumah kamu sayang, di ucap dan ditutur sedemikian rinci kata itu, dan dengan seksama kamu mendengarkannya. Sesaat kamu terdiam dan tanpa menunggu lama persendian penyanggah tubuhmu melemas dan hilang kesadaran mu..Tetap kuat lah sayang aku nggak pernah berpaling dari mu sebenarnya, Kulakukan ini semua semua agar nggak terlalu dalam luka yang tergores di dalamnya hatimu karena kepergianku. Karena setelah kejadian tadi siang mungkin ada sedikit benci di dada yang bisa membuat lupa dengan mudah lenyap. Apa aku salah ?..mungkin aku salah betapa jongkok nya fikirku, ternyata pendidikan tinggi yang ku sandang nggak membuat daya pikirku jadi dewasa. Namun sekali lagi apakah aku salah?...Aku bingung sekali sebelumnya, semuanya berkecamuk menjadi satu, di satu sisi aku nggak ingin melepaskanmu tapi takdir berkata lain yang di atas punya kuasa dari segalanya. Sekuat dan setabah aku menahan ini, tetap jawabanya nggak berhasil, bukan aku nggak percaya kamu, tapi semua ini kusembunyikan darimu karena aku nggak ingin ada air mata di retina coklat milikmu. Cukup aku yang merasakanya. Betapa sakit sekali akhir-akhir sebelum aku mengambil keputusan untuk meninggalkanmu. ***“
Terima kasih atas taburan bunga, dan doa-doa yang kau berikan mudah-mudahan bisa memuluskan dan meringankan langkahku menyebrangi jembatan shirottolmustaqim. Namun aku masih belum sanggup beranjak meninggalkanmu sebelum aku melihat seseorang mengucapkan ijab qabul karena telah meminang wanita setulus kamu, biarkan aku disini, menemanimu di rumah, dimakam, ditaman, dan dimanapun tempat yang bisa mengingatkan aku untuk kamu. Walau kau tak pernah merasaka kehadiranku, tapi setidaknya kamu merasakan betapa dalam cinta ini hingga aku tak sedikitpun membolehkan kau sedih jika mendengar betapa parahnya penyakitku dulu. Aku cinta kamu sayang, lepaskan, dan doakan aku disurga walau sebelumnya aku harus di neraka.“Semuanya sarat dengan warna, hiasan dan lukisan bergabung menaburkan irama sepi, sunyi, mereka semua bercerita tentang aku dan warna.”
BENJAMIN FRANKLIN 1706-1790
Saya pikir pantaslah kalau saya bilang Benjamin Franklin itu orang genius yang
paling punya banyak kebisaan. di sepanjang sejarah. Dia punya hasil karya punya
daya jangkau lebih luas dari Leonardo da Vinci yang kesohor. Mengherankan tetapi
benar, Franklin amat sukses dalam kariernya yang terpisah-pisah satu sama lain:
bidang bisnis berhasil, bidang ilmu berhasil, bidang sastra berhasil, dan bidang
politik pun berhasil. Satu hasil borongan yang langka!
Karier bisnis Franklin bagaikan
dongeng kuno: dari pedagang rombengan sampai jadi kaya raya. Keluarganya di
Boston bukanlah orang berada. Selaku anak muda di Philadelphia dia betul-betul
kempes kantong, tetapi menjelang umur empat puluh tahunan Franklin sudah
tersulap jadi jutawan lewat dia punya percetakan, dia punya perusahaan surat
kabar, dan dia punya pelbagai usaha lain. Sementara itu, dalam masa senggangnya,
dia belajar ilmu dan belajar sendiri empat bahasa asing!
Sebagai ilmuwan, Franklin terkenal
dengan dia punya penyelidikan dasar tentang listrik dan cahaya. Berbarengan
dengan itu dia juga mencipta pelbagai penemuan yang punya banyak guna, termasuk
"tungku Franklin" lensa dengan fokus ganda, dan pistol cahaya. Dua penemuannya
yang disebut terakhir masih digunakan orang hingga kini.
Percobaan tulis-menulis Franklin
pertama yang berhasil adalah selaku wartawan. Dia terbitkan Poor Richard's
Almanac, yang berisi bakat luar biasanya memutar balik potongan-potongan
kalimat. (Tak banyak penulis yang meninggalkan begitu banyak ungkapan-uangkapan
yang tak terlupakan). Di akhir-akhir hayatnya dia menyusun otobiografinya,
sebuah karya termasyhur yang pernah ditulis dan hingga kini masih dibaca dan
digemari orang.
Di bidang politik, Franklin berhasil
seperti halnya dia juga sukses sebagai administrator (dia menjabat kepala urusan
pos untuk daerah-daerah koloni dan di bawah pimpinannya urusan pos menunjukkan
keuntungan!); dan selaku legislator (dia terpilih berulang kali di Dewan
Perwakilan Rakyat Pennsylvania): sebagai diplomat (dia amat populer dan sukses
selaku Duta Besar untuk Perancis dalam masa yang sulit dalam sejarah Amerika).
Tambahan pula, dia merupakan salah seorang penandatangan Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat dan kemudian jadi anggota Konvensi Konstitusi.
Masih ada lagi? Masih. Karier kelima
Franklin ialah: dia seorang pembangkit semangat dan organisator masyarakat.
Misalnya, dia merupakan salah seorang pendiri rumah sakit pertama di
Philadelphia. Dia membantu mengorganisir perusahaan pemadam kebakaran dan
mendorong hingga berhasil terbentuknya kantor polisi urusan kota, Dia
mengorganisir perpustakaan keliling (yang pertama!) dan kelompok masyarakat
ilmuwan (juga yang pertama!).
Seperti halnya tiap orang, Franklin
juga punya kesulitan-kesulitan dan kekecewaan yang membikin dia punya kalbu
sedih. Meski begitu, hidupnya merupakan contoh luar biasa --mungkin yang paling
luar biasa dalam sejarah--yang bisa dilakukan seorang manusia. Diberkati oleh
kesehatannya yang baik hampir sepanjang umurnya yang delapan puluh empat tahun,
Franklin mengalami ihwal hidup yang panjang, menarik, bermanfaat, beragama, dan
umumnya bahagia di dunia fana ini.
Ditilik dari semua hal yang telah
disebut di atas, tampaknya menarik juga untuk memasukkan Franklin dalam bagian
utama buku ini. Tetapi, tak satu pun sumbangannya cukup penting baginya untuk
dianggap salah seorang dari seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Saya sendiri berpendapat begitu, walau dengan pertimbangan semua perbuatannya
itu digabung jadi satu, toh belum cukup juga.
ABRAHAM LINCOLN 1809-1865
Presiden Amerika Serikat ke- 16 ini, Abraham Lincoln, salah seorang yang paling
termasyhur dan tokoh politik yang mengagumkan yang pernah dipunyai Amerika
Serikat --atau negeri mana pun juga. Nah, kalau begitu halnya, sebab apa dia
tidak termasuk dalam daftar urutan utama? Apakah pembebasan 3.500.000 budak
belian bukan suatu karya besar?
Memang begitu. Tetapi, bila kita
tengok ke belakang, akan tampaklah bahwa kekuatan di seluruh dunia memang
berjuang keras tak tertahankan oleh kekuatan apa pun untuk melenyapkan segala
bentuk perbudakan. Banyak negara-negara telah menghapuskan sistem perbudakan
bahkan sebelum Lincoln memerintah, dan dalam tempo lima puluh lima tahun sesudah
meninggalnya, sebagian besar negara berbuat begitu. Yang paling bisa dihargai
dari karya Lincoln adalah mempercepat proses itu di suatu negeri, Amerika
Serikat.
Walau bagaimanapun, jasa hasil karya
Lincoln terbesar adalah mempertahankan kesatuan Amerika Serikat menghadapi usaha
pemisahan diri negara-negara bagian sebelah selatan negeri. Untuk perbuatan ini
saja dia berhak dicantumkan dalam daftar urutan buku ini.
Tetapi, melalui pemilihan
Lincoln-lah yang jadi sebab pemisahan negara-negara bagian sebelah selatan itu.
Dan tidak juga bisa dipastikan Utara akan gagal memenangkan perang saudara
apabila orang selain Lincoln jadi presiden. Dan di atas segala-galanya, Utara
membuka peperangan dengan modal yang lebih unggul ditilik dari sudut jumlah
penduduk dan juga lebih besar dalam hasil industri.
Bahkan apabila Utara tidak
memenangkan perang, secara keseluruhan jalannya sejarah tidak akan mengalami
perubahan besar. Kaitan bahasa, agama, kebudayaan dan perdagangan antara Utara
dan Selatan begitu eratnya keduanya akan bersatu juga. Jikalau perpecahan
berlangsung selama dua puluh tahun, atau taruhlah, lima puluh tahun, ini pun
hanya merupakan peristiwa kecil saja dalam sejarah dunia. (Layak diingat bahwa
meski tanpa Selatan, Amerika Serikat sekarang tetap jadi negeri nomor empat
terbesar penduduknya di dunia, dan akan tetap jadi negeri industri yang paling
terkemuka).
Apakah ini berarti Lincoln tokoh
yang samasekali tak penting? Samasekali bukan. Kariernya telah memberi pengaruh
mendalam kepada jutaan orang dalam satu generasi. Namun, dia belum setara
pentingnya seperti Mahavira yang pengaruhnya berlangsung terus berabad-abad.
LEONARDO DA VINCI 1452-1519
Kepalanya diloloskan bidan dari rahim sang ibu tahun 1452 dekat kota Florence,
Italia. Dan kepalanya dimasukkan ke liang kubur tahun 1519. Dia itulah Leonardo
dan Vinci. Abad demi abad tak membuat guram reputasinya selaku mungkin genius
yang paling brilian yang pernah hidup di planit bumi ini. Kalau saja ada daftar
"orang-orang termasyhur" sudah pasti Leonardo da Vinci tercantum nomor wahid
diantara lima puluh tokoh lainnya. Tetapi, bakatnya dan reputasinya tampaknya
dilebih-lebihkan jika diukur dari pengaruhnya terhadap sejarah.
Dalam buku catatannya, Leonardo
meninggalkan sketsa banyak penemuan-penemuan modern, misalnya masalah pesawat
terbang dan kapal selam. Karena catatan itu sekedar membuktikan kebrilianan dan
orisinalitas, tak adalah pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Pertama, Leonardo tidaklah membuat model dari penemuan-penemuan itu. Kedua,
meskipun ide-idenya amat cemerlang, tak menunjukkan bahwa ide-ide itu dapat
dilaksanakan. Taruhlah ide-ide tentang pesawat terbang dan kapal selam itu: Jauh
lebih sulit membuat model untuk pembuatan kongkritnya. Yang namanya penemu besar
bukanlah sekedar mereka yang punya ide-ide brilian tetapi gagal mewujudkannya,
tetapi yang disebut penemu besar itu adalah orang-orang seperti Thomas Edison,
James Watt atau Wright bersaudara yang punya bakat mekanik dan ketekunan
menggarap perincian-perincian dan mengatasi kesulitan pembuatannya hingga
betul-betul berfungsi. Leonardo tidak lakukan hal macam ini.
Lebih jauh dari itu, kendati
sketsa-sketsanya memuat juga perincian-perincian yang diperlukan agar
penemuannya bisa berwujud, toh masih ada juga bedanya, karena penemuan-penemuan
itu cuma terkubur di buku catatan dan baru diterbitkan berabad-abad sesudah
Leonardo sendiri mati. Pada saat catatan-catatannya diterbitkan (yang kebetulan
teksnya ditulis di atas kaca), ide-ide yang termaktub dalam penemuan itu sudah
ditemukan pula oleh orang-orang lain secara berdiri sendiri. Kita berkesimpulan,
sebagai ilmuwan dan penemu, Leonardo tak punya pengaruh penting.
Pencantuman Leonardo dalam daftar
ini karena itu disebabkan terutama pada karya-karya artistiknya. Leonardo memang
seorang seniman kelas tinggi walau tidak setenar Rembrandt, Raphael, Van Gogh
atau El Greco. Diukur dari akibat-akibat yang ditimbulkannya dalam hal
perkembangan seni berikutnya, pengaruhnya jauh lebih kecil ketimbang Picasso
maupun Michelangelo.
Leonardo punya kebiasaan yang patut
disayangkan. Dia memulai sesuatu proyek dengan ambisi yang berkobar-kobar,
tetapi tak pernah merampungkan sebagaimana mestinya. Katakanlah dia itu
"panas-panas tai ayam." Akibatnya, hasil lukisannya yang tuntas jumlahnya jauh
lebih sedikit ketimbang karya pelukis-pelukis yang disebut di atas. Karena
terlampau sering dia pindah dari satu lukisan yang belum rampung ke lukisan
lainnya lagi, Leonardo berhasil membagi-bagi bagian penting dari bakatnya yang
luar biasa. Walau tampaknya kikuk, menganggap Leonardo seorang yang kurang
begitu becus padahal dialah pencipta lukisan Mona Lisa, tetapi ini sudah jadi
kesimpulan yang lazim dilakukan oleh mereka para ahli yang menyelidiki karier
Leonardo.
Mungkin saja Leonardo da Vinci orang
yang paling berbakat yang pernah hidup, tetapi kelestarian karyanya relatif
kecil. Dan meskipun dia seorang arsitek masyhur, tampaknya dia belum pernah
mendirikan bangunan yang betul-betul terbangun. Dan tak satu pun karya patung
pahatnya yang masih bisa ditemukan sekarang. Peningggalan hasil bakatnya yang
indah terdiri dari sejumlah sketsa, beberapa lukisan yang menakjubkan (tak
sampai dua puluh lima jumlah yang masih tinggal), dan seperangkat
catatan-catatan yang bisa membikin orang abad ke- 20 terbengong-bengong atas
kegeniusannya, tetapi sedikit atau bahkan tak ada samasekali pengaruhnya
terhadap ilmu pengetahuan atau pun bidang penemuan. Tetapi, betapa pun selangit
bakatnya, tidaklah dia tergolong seratus tokoh yang berpengaruh yang pernah
hidup di atas bumi kita yang bundar ini.
ADOLF HITLER 1889-1945
Terus terang, saya masukkan Hitler ke dalam daftar urutan buku ini dengan rasa
muak. Pengaruhnya sepenuhnya bersifat jahanam dan saya tak punya selera
menghormati orang yang arti pentingnya terletak pada penyebab kematian sekitar
tiga puluh lima juta manusia. Tetapi, tak ada jalan untuk mengingkari kenyataan
bahwa Hitler punya pengaruh yang luar biasa terhadap orang-orang yang bukan main
banyaknya.
Adolf Hitler lahir tahun 1889 di
Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal yang
kapiran dan kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis
Jerman yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata
Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.
Kekalahan Jerman membikinnya
terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak tiga puluh tahun,
dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai
ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam
tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan
Jerman disebut "Fuehrer."
Di bawah kepemimpinan Hitler, partai
Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember
1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan "The Munich Beer
Hall Putsch." Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah.
Tetapi, dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari
setahun.
Di tahun 1928 partai Nazi masih
merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak
puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan
seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala
umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.
Dengan jabatan itu, Hitler dengan
cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah
melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi
kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal,
tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil
pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan
politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah
Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman
karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan
perbaikan-perbaikan ekonomi.
Hitler kemudian merancang jalan
menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang
Dunia ke-2. Dia merebut daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan
samasekali. Inggris dan Perancis terkepung oleh pelbagai macam kesulitan
ekonomi, karena itu begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil
pusing tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun
Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli tatkala Hitler
menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936), dan demikian juga ketika
Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan mereka terima sambil
manggut-manggut ketika Hitler mencaplok Sudetenland, benteng pertahanan
perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan internasional yang dikenal dengan sebutan
"Pakta Munich" yang oleh Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian
"Perdamaian sepanjang masa" dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika
Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena
Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan cerdik
menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa dia akan perang
apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap negara-negara demokrasi
merasa gentar dan mundur melemah.
Tetapi, Inggris dan Perancis
berketetapan hati mempertahankan Polandia, sasaran Hitler berikutnya. Pertama
Hitler melindungi dirinya dengan jalan penandatangan pakta "Tidak saling
menyerang" bulan Agustus 1939 dengan Stalin (hakekatnya perjanjian itu
perjanjian agresi karena keduanya bersepakat bagaimana membagi dua Polandia buat
kepentingan masing-masing). Sembilan hari kemudian, Jerman menyerang Polandia
dan enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa. Meskipun Inggris dan
Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia segera dapat
ditaklukkan.
Tahun puncak kehebatan Hitler adalah
tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia.
Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni,
Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian
terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan "Battle of Britain" dan
Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris.
Pasukan Jerman menaklukkan Yunani
dan Yugoslavia di bulan April 1941. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler
merobek-robek "Perjanjian tidak saling menyerang" dengan Uni Soviet dan membuka
penyerbuan. Angkatan Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas
wilayah Rusia tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin.
Meski bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler
memaklumkan perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan beberapa hari
kemudian Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan
Lautnya di Pearl Harbor.
Di pertengahan tahun 1942 Jerman
sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan
oleh siapa pun dalam sejarah. Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik
balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan
dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia. Sesudah
kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman
angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman
tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin
takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih dari dua tahun sesudah
Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler
bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah
kalah.
Selama masa kuasa, Hitler terlibat
dalam tindakan pembunuhan massal yang tak ada tolok tandingannya dalam sejarah.
Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap orang Yahudi yang
dilakukannya dengan penuh benci meletup-letup. Secara terbuka dia mengumumkan
bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Di masa pemerintahannya, Nazi membangun
kampkamp pengasingan besar, dilengkapi dengan kamar gas. Di tiap daerah yang
menjadi wilayah kekuasaannya, orang-orang tak bersalah, lelaki dan perempuan
serta anak-anak digiring dan dijebloskan ke dalam gerbong ternak untuk
selanjutnya dicabut nyawanya di kamar-kamar gas. Dalam jangka waktu hanya
beberapa tahun saja sekitar 6.000.000 Yahudi dipulangkan ke alam baka.
Yahudi bukan satu-satunya golongan
yang jadi korban Hitler. Di masa pemerintahan kediktatorannya, orang-orang Rusia
dan Gypsy juga dibabat, seperti juga halnya menimpa orang-orang yang dianggap
termasuk ras rendah atau musuh-musuh negara. Jangan sekali-kali dibayangkan
pembunuhan ini dilakukan secara spontan, atau dalam keadaan panas dan sengitnya
peperangan. Melainkan Hitler membangun kamp mautt itu dengan organisasi yang
rapi dan cermat seakan-akan dia merancang sebuah perusahaan bisnis besar.
Data-data tersusun, jumlah ditetapkan, dan mayat-mayat secara sistematis
dipreteli anggota-anggota badannya yang berharga seperti gigi emas dan cincin
kawin. Juga banyak dari jenazah-jenazah itu dimanfaatkan buat pabrik sabun.
Begitu telitinya rencana pembunuhan oleh Hitler hingga bahkan di akhir-akhir
perang akan selesai, tatkala Jerman kekurangan bahan-bahan buat penggunaan baik
sipil maupun militer, gerbong ternak masih terus menggelinding menuju kamp-kamp
pembunuhan dalam rangka missi teror non-militer.
Dalam banyak hal, jelas sekali
kemasyhuran Hitler akan tamat. Pertama, dia oleh dunia luas dianggap manusia
yang paling jahanam sepanjang sejarah. Jika orang seperti Nero dan Caligula yang
salah langkahnya amat tidak berarti jika dibanding Hitler dan Hitler masih saja
tetap jadi lambang kekejaman selama 20 abad, tampaknya tak melesetlah jika orang
meramalkan bahwa Hitler yang begitu buruk reputasinya tak terlawankan dalam
sejarah akan dikenang orang untuk berpuluh-puluh abad lamanya.
Pemandangan di kamp konsentrasi di
Buchenwald
Lebih dari itu, tentu saja, Hitler
akan dikenang sebagai biang keladi pecahnya Perang Dunia ke-2, perang terbesar
yang pernah terjadi di atas bumi. Kemajuan persenjataan nuklir seakan merupakan
kemustahilan akan terjadi perang yang berskala luas di masa depan. Karena itu,
bahkan dua atau tiga ribu tahun lagi dari sekarang, Perang Dunia ke-2 mungkin
masih dianggap kejadian besar dalam sejarah.
Lebih jauh lagi, Hitler akan tetap
terkenal karena seluruh kisah menyangkut dirinya begitu menyeramkan dan menarik,
betapa seorang asing (Hitler dilahirkan di Austria, bukan Jerman), betapa
seorang yang tak punya pengalaman politik samasekali, tak punya duit, tak punya
hubungan politik, mampu --dalam masa kurang dari empat belas tahun-- menjadi
pemimpin kekuatan dunia yang menonjol, sungguh-sungguh mengagumkan. Kemampuannya
selaku orator betul-betul luar biasa. Diukur dari kemampuannya menggerakkan
massa dalam tindakan-tindakan penting, bisa dikatakan bahwa Hitler merupakan
seorang orator terbesar dalam sejarah. Akhirnya, cara kotor yang mengangkatnya
ke puncak kekuasaan, sekali terpegang tangannya tak akan cepat terlupakan.
Mungkin tak ada tokoh dalam sejarah
yang punya pengaruh begitu besar terhadap generasinya ketimbang Adolf Hitler. Di
samping puluhan juta orang yang mati dalam peperangan yang dia biang keladinya,
atau mereka yang mati di kamp konsentrasi, masih berjuta juta orang
terlunta-lunta tanpa tempat bernaung atau yang hidupnya berantakan akibat
perang.
Perkiraan lain mengenai pengaruh
Hitler harus mempertimbangkan dua faktor. Pertama, banyak yang betul-betul
terjadi di bawah kepemimpinannya tak akan pernah terjadi andaikata tanpa Hitler.
(Dalam kaitan ini dia amat berbeda dengan tokoh-tokoh seperti Charles Darwin
atau Simon Bolivar). Tentu saja benar bahwa situasi di Jerman dan Eropa
menyediakan kesempatan buat Hitler. Gairah kemiliterannya dan anti Yahudinya,
misalnya, memang memukau para pendengamya. Tak tampak tanda-tanda, misalnya,
bahwa umumnya bangsa Jerman di tahun 1920-an atau 1930-an bermaksud punya
pemerintahan seperti yang digerakkan oleh Hitler, dan sedikit sekali tanda-tanda
bahwa pemuka-pemuka Jerman lainnya akan berbuat serupa Hitler. Apa yang
dilakukan Hitler sedikit pun tak pernah diduga akan terjadi oleh para
pengamat.
Kedua, seluruh gerakan Nazi dikuasai
oleh seorang pemimpin hingga ke tingkat yang luar biasa. Marx, Lenin, Stalin dan
lain-lain pemimpin sama-sama punya peranan terhadap tumbuhnya Komunisme. Tetapi,
Nasional Sosialisme tak punya pemimpin penting sebelum munculnya Hitler, begitu
pula tak ada sesudahnya. Hitler memimpin partai itu ke puncak kekuasaan dan
tetap berada di puncak. Ketika dia mati, partai Nazi dan pemerintahan yang
dipimpinnya mati bersamanya.
Tetapi, meski pengaruh Hitler
terhadap generasinya begitu besar, akibat dari tindakan-tindakannya di masa
depan tampaknya tidaklah seberapa besar. Hitler boleh dibilang gagal total
merampungkan sasaran cita-cita yang mana pun, dan akibat-akibat yang tampak pada
generasi berikutnya malah kebalikannya dari apa yang ia kehendaki. Misalnya,
Hitler bermaksud menyebarkan pengaruh Jerman serta wilayah kekuasaan Jerman.
Tetapi, daerah-daerah taklukannya, meski teramat luas, hanyalah bersifat singkat
dan sementara. Dan kini bahkan Jerman Barat dan Jerman Timur jika digabung jadi
satu masih lebih kecil ketimbang Republik Jerman tatkala Hitler jadi kepala
pemerintahan.
Adalah dorongan nafsu Hitler ingin
membantai Yahudi. Tetapi lima belas tahun sesudah Hitler berkuasa, sebuah negara
Yahudi merdeka berdiri untuk pertama kalinya setelah 2000 tahun. Hitler membenci
baik Komunisme maupun Uni Soviet. Tetapi, sesudah matinya dan sebagian
disebabkan oleh perang yang dimulainya, Rusia malahan memperluas daerah
kekuasaannya di wilayah yang luas di Eropa Timur dan pengaruh Komunisme di dunia
malahan semakin berkembang. Hitler menggencet demokrasi malahan bermaksud
menghancurkannya, bukan saja di negeri lain melainkan di Jerman sendiri. Namun,
Jerman Barat sekarang menjadi negeri yang menjalankan demokrasi dan penduduknya
kelihatan lebih membenci kediktatoran dari generasi yang mana pun sebelum masa
Hitler.
Tentara Nazi di tahun 1933
Apakah sebabnya terjadi kombinasi
yang aneh dari pengaruhnya yang luar biasa besar pada saat dia berkuasa dengan
pengaruhnya yang begitu mini pada generasi sesudahnya? Akibat-akibat yang
ditimbulkan Hitler pada saat hidupnya begitu luar biasa besar sehingga nyatalah
Hitler memang layak ditempatkan di urutan agak tinggi dalam daftar buku ini.
Kendati begitu, tentu saja dia mesti
ditempatkan di bawah tokoh-tokoh seperti Shih Huang Ti, Augustus Caesar dan
Jengis Khan yang perbuatannya mempengaruhi dunia yang berdaya jangkau jauh
sesudah matinya. Yang nyaris sejajar kedudukannya dengan Hitler adalah Napoleon
dan Alexander Yang Agung. Dalam masa yang begitu singkat, Hitler dapat
mengobrak-abrik dunia jauh lebih parah dari kedua orang itu. Hitler ditempatkan
di bawah urutan mereka karena mereka punya pengaruh yang lebih lama.
JAMES WATT 1736-1819
James Watt, orang Skotlandia yang sering dihubungkan dengan penemu mesin uap,
adalah tokoh kunci Revolusi Industri.
Sebenarnya, Watt bukanlah orang
pertama yang membikin mesin uap. Rancangan serupa disusun pula oleh Hero dari
Iskandariah pada awal tahun Masehi. Di tahun 1686 Thomas Savery membikin paten
sebuah mesin uap yang digunakan untuk memompa air, dan di tahun 1712, seorang
Inggris Thomas Newcomen, membikin pula paten barang serupa dengan versi yang
lebih sempurna, namun mesin ciptaan Newcomen masih bermutu rendah dan kurang
efisien, hanya bisa digunakan untuk pompa air dari tambang batubara.
Watt menjadi tertarik dengan ihwal
mesin uap di tahun 1764 tatkala dia sedang membetulkan mesin ciptaan Newcomen.
Meskipun Watt cuma peroleh pendidikan setahun sebagai tukang pembuat perkakas,
tetapi dia punya bakat pencipta yang besar. Penyempurnaan-penyempurnaan yang
dilakukannya terhadap mesin bikinan Newcomen begitu penting, sehingga layaklah
menganggap sesungguhnya Wattlah pencipta pertama mesin uap yang praktis.
Keberhasilan Watt pertama yang
dipatenkannya di tahun 1769 adalah penambahan ruang terpisah yang diperkokoh.
Dia juga membikin isolasi pemisah untuk mencegah menghilangnya panas pada
silinder uap, dan di tahun 1782 dia menemukan mesin ganda. Dengan beberapa
perbaikan kecil, pembaruan ini menghasilan peningkatan efisiensi mesin uap
dengan empat kali lipat atau lebih. Dalam praktek, peningkatan efisiensi ini
memang merupakan hasil dari suatu kecerdasan namun tidaklah begitu merupakan
peralatan yang bermanfaat dan bukan pula punya kegunaan luar biasa ditilik dari
sudut industri.
Watt juga menemukan (di tahun 1781)
seperangkat gerigi untuk mengubah gerak balik mesin sehingga menjadi gerak
berputar. Alat ini meningkatkan secara besar-besaran penggunaan mesin uap. Watt
juga berhasil menciptakan pengontrol gaya gerak melingkar otomatis (tahun 1788),
yang menyebabkan kecepatan mesin dapat secara otomatis diawasi. Juga menciptakan
alat pengukur bertekanan (tahun 1790), alat penghitung kecepatan, alat petunjuk
dan alat pengontrol uap sebagai tambahan perbaikan lain-lain peralatan.
Watt sendiri tidak punya bakat
bisnis. Tetapi, di tahun 1775 dia melakukan persekutuan dengan Matthew Boulton,
seorang insinyur, dan seorang pengusaha yang cekatan. Selama dua puluh lima
tahun sesudah itu, perusahaan Watt dan Boulton memproduksi sejumlah besar mesin
uap dan keduanya menjadi kaya raya.
Mesin uap bekerja ganda penemuan
Watt tahun 1769
Memang sulit melebih-lebihkan arti
penting mesin uap. Sebab, memang banyak penemuan-penemuan lain yang memegang
peranan penting mendorong berkembangnya Revolusi Industri. Misalnya,
perkembangan dunia tambang, metalurgi, dan macam-macam peralatan mesin. Sekoci
yang meluncur bolak-balik dalam mesin tenun (penemuan John Kay tahun 1733), atau
alat pintal (penemuan James Hargreaves tahun 1764) semuanya terjadi mendahului
kreasi Watt. Sebagian terbesar dari penemuan-penemuan itu hanyalah merupakan
penyempurnaan yang kurang berarti dan tak satu pun punya arti vital dalam kaitan
dengan bermulanya Revolusi Industri. Lain halnya dengan penemuan mesin uap yang
memainkan peranan penting dalam Revolusi Industri, yang tampaknya keadaan akan
mengalami bentuk lain. Sebelumnya, meskipun tenaga uap digunakan untuk kincir
angin dan putaran air, sumber pokok tenaga mesin terletak pada tenaga manusia.
Faktor ini amat membatasi kapasitas produksi industri. Berkat penemuan mesin
uap, keterbatasan ini tersingkirkan. Sejumlah besar energi kini dapat disalurkan
untuk hal-hal yang produktif yang menanjak dengan teramat derasnya. Embargo
minyak tahun 1973 membuat kita sadar betapa sengsaranya jika bahan energi
berkurang dan mampu melumpuhkan industri. Pengalaman ini, pada tingkat tertentu,
mendorong kita membayangkan arti penting Revolusi Industri berkat penemuan James
Watt.
Di samping manfaat tenaga untuk
pabrik, mesin uap juga punya guna besar di bidang-bidang lain. Di tahun 1783,
Marquis de Jouffroy di Abbans berhasil menggunakan mesin uap untuk penggerak
kapal. Di tahun 1804, Richard Trevithick menciptakan lokomotif uap pertama. Tak
satu pun dari model-model pemula itu berhasil secara komersial. Dalam tempo
beberapa puluh tahun, barulah baik kapal maupun kereta api menghasilkan revolusi
baik di bidang pengangkutan darat maupun laut.
Revolusi Industri berlangsung hampir
berbarengan dengan Revolusi Amerika maupun Perancis. Meskipun waktu itu
tampaknya sepele, kini tampak jelas betapa Revolusi Industri itu seakan
digariskan mempunyai makna jauh lebih penting untuk peri kehidupan manusia
ketimbang arti penting revolusi politik. James Watt, oleh sebab itu tergolong
salah seorang yang punya pengaruh penting dalam sejarah.
JOHN DALTON 1766-1844
John Dalton-lah ilmuwan Inggris yang di awal abad ke-19 mengedepankan hipotesa
atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan. Dengan perbuatan ini, dia menyuguhkan ide
kunci yang memungkinkan kemajuan besar di bidang kimia sejak saat itu.
Supaya jelas, dia bukanlah orang
pertama yang beranggapan bahwa semua obyek material terdiri dari sejumlah besar
partikel yang teramat kecil dan tak terusakkan yang disebut atom. Pendapat ini
sudah pernah diajukan oleh filosof Yunani kuno, Democritus (360-370 SM?), bahkan
mungkin lebih dini lagi. Hipotesa itu diterima oleh Epicurus (filosof Yunani
lainnya), dan dikedepankan secara brilian oleh penulis Romawi, Lucretius
(meninggal tahun 55 SM), dalam dia punya syair yang masyhur "De rerum natura"
(Tentang hakikat benda).
Teori Democritus (yang tidak
diterima oleh Aristoteles) tidak diacuhkan orang selama Abad Pertengahan, dan
punya sedikit pengaruh terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu, beberapa ilmuwan
terkemuka dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa.
Tetapi, tak ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan
ilmiah. Dan lebih penting lagi, tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan
antara spekulasi filosofis tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang
kimia.
Itulah keadaannya tatkala Dalton
muncul. Dia menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat
digunakan dalam penafsiran percobaan kimia, dan dapat dicoba secara tepat di
laboratorium.
Meskipun terminologinya agak sedikit
berbeda dengan yang kita gunakan sekarang, Dalton dengan jelas mengemukakan
konsep tentang atom, molekul, elemen dan campuran kimia. Dia perjelas itu bahwa
meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari pelbagai
jenis yang berbeda agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok
atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui).
Meskipun perbedaan tipe atom
berlainan beratnya, Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok
serupa adalah sama dalam semua kualitasnya, termasuk "mass" (kuantitas material
dalam suatu benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak). Dalton
memasukkan di dalam bukunya satu daftar yang mencatat berat relatif dari
pelbagai jenis atom yang berbeda-beda, daftar pertama yang pernah disiapkan
orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom.
Dalton juga menjelaskan dengan
gamblang bahwa tiap dua molekul dari gabungan kimiawi yang sama terdiri dari
kombinasi atom serupa. (Misalnya, tiap molekul "nitrous oxide" (N2O) terdiri
dari dua atom nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk sesuatu
gabungan kimiawi tertentu --tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana
diperoleh-- senantiasa terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi berat yang
sepenuhnya sama. Ini adalah "hukum proporsi pasti," yang telah diketemukan
secara eksperimentil oleh Joseph Louis Proust beberapa tahun lebih dulu.
Begitu meyakinkan cara Dalton
menyuguhkan teori ini, sehingga dalam tempo dua puluh tahun dia sudah diterima
oleh mayoritas ilmuwan. Lebih jauh dari itu, ahli-ahli kimia mengikuti program
yang diusulkan oleh bukunya: tentukan secara persis berat relatif atom; analisa
gabungan kimiawi dari beratnya; tentukan kombinasi yang tepat dari atom yang
membentuk tiap kelompok molekul yang punya kesamaan ciri. Keberhasilan dari
program ini sudah barang tentu luar biasa.
Adalah sulit menyatakan secara
berlebihan arti penting dari hipotesa atom. Ini merupakan pendapat sentral dalam
pengertian kita tentang bidang ilmu kimia. Tambahan lagi, ini merupakan
pendahuluan esensial dari umumnya fisika modern. Hanya karena masalah peratoman
sudah begitu sering dibicarakan sebelum Dalton sehingga dia tidak dapat tempat
lebih tinggi dalam urutan daftar buku ini.
Dalton dilahirkan tahun 1766 di desa
Eaglesfield di Inggris Utara. Sekolah formalnya berakhir tatkala umurnya cuma
baru tujuh tahun, dan dia hampir sepenuhnya belajar sendiri dalam ilmu
pengetahuan. Dia seorang anak muda yang senantiasa memahami sesuatu lebih dulu
dari rata-rata orang normal, dan ketika umurnya mencapai dua belas tahun dia
sudah jadi guru. Dan dia menjadi guru atau pengajar pribadi hampir sepanjang
hidupnya. Ketika umurnya meningkat lima belas tahun dia pindah ke kota Kendal,
umur dua puluh enam ke Manchester dan menetap di situ hingga napas penghabisan
keluar dari tenggorokannya tahun 1844. Mungkin perlu diketahui, dia tak pernah
kawin.
Dalton menjadi tertarik dengan
meteorologi di tahun 1787 tatkala umurnya dua puluh satu tahun. Enam tahun
kemudian dia terbitkan buku tentang masalah itu. Penyelidikannya tentang udara
dan atmosfir membangkitkan minatnya terhadap kualitas gas secara umum. Dengan
melakukan serentetan percobaan, dia temukan dua hukum yang mengendalikan
perilaku gas. Pertama, yang disuguhkan Dalton tahun 1801, menegaskan bahwa
volume yang diisi gas adalah proporsiona1 dengan suhunya. (Ini umumnya dikenal
dengan "hukum Charles" sesudah ilmuwan Perancis yang menemukannya beberapa tahun
sebelum Dalton, tetapi gagal menerbitkan hasil penyelidikannya). Kedua, juga
disuguhkan tahun 1801, dikenal dengan julukan "hukum Dalton" tentang tekanan
bagian per bagian.
Menjelang tahun 1804, Dalton sudah
merumuskan dia punya teori atom dan menyiapkan daftar berat atom. Tetapi, buku
utamanya A New System of Chemical Philosophy baru terbit tahun 1808. Buku ini
membuatnya termasyhur, dan dalam tahun-tahun berikutnya, bunga penghargaan
ditabur orang di atas kepalanya.
Secara kebetulan, Dalton menderita
sejenis penyakit buta warna. Keadaan ini malah membangkitkan keinginan tahunya.
Dia pelajari masalah itu, dan menerbitkan kertas kerja ilmiah tentang buta
warna, suatu topik yang pertama kalinya ditulis orang!
Langganan:
Postingan (Atom)